BANNIQ.Id.Sulbar. Pelaksanaan jobfit bagi 18 pimpinan OPD yang dilaksanakan oleh Pemprov Sulbar, bertujuan untuk mengukur kompetensi para calon kepala OPD tersebut untuk memimpin satu instansi. Sebelumnya, dua bulan lalu, Pemprov Sulbar juga telah melaksanakan assesmen juga kepada beberapa pejabat tinggi Pratama dan Administrator, yang bertujuan sama untuk mengukur kompetensi dan kecakapan pejabat tinggi pratama untuk menjadi pimpinan OPD, hal ini dilaksanakan berkaitan dengan adanya info mutasi di lingkup Pemprov Sulbar dalam waktu dekat ini.
Dua instrumen pengukuran ini, menimbulkan pertanyaan, instrumen mana yang akan menjadi pijakan sebagai prasyarat bagi calon pimpinan OPD. Seperti halnya yang disampaikan Sekertaris Fraksi Nasdem DPRD Sulbar,Hatta Kainang,SH.
” Dua instrumen pengukuran kompetensi bagi Pejabat atau ASN untuk bisa memimpin satu OPD ini sudah dilakukan, hanya pertanyaannya mana yang mau digunakan, apa hasil Jobfit atau assesmen,” jelas Hatta kepada Banniq.Id. di salah satu Warkop,Kamis (26/10).
Hal tersebut menjadi penting didiskusikan kata Hatta, karena jangan sampai lahir tafsir yang luas, terhadap proses penentuan seseorang pejabat dengan dua instrumen tersebut. Karena job fit tindakannya berbeda dan assesmen juga tindakannya berbeda, meskipun konteks tujuannya sama yakni sama-sama mengukur kompetensi.
Olehnya lanjut Hatta, pihak yang berkewenangan untuk kebijakan ini, yakni PJ Gubernur yang juga selaku user harus jelas menggunakan instrumen mana, ataukah kalau dikolaborasi ketemunya dimana.
” Saya kira ini yang penting, dari kedua ini instrumen ini mana yang digunakan, dan bila dikolaborasi ketemunya dimana?” tanya Hatta.|****
