Memantik Pengunjung Dari Luar Sulbar Saksikan Sandeq Race
Oleh : Samad Almandary
Sandeq Race yang telah menjadi agenda rutin Pemprov Sulbar melalui Dinas Pariwisata sebagai ajang untuk mempertahankan ikonik budaya bahari Masyarakat mandar melalui lomba perahu bercadik yang moyang orang mandar dulunya menggunakan sebagai moda transportasi laut untuk mengungjungi daerah-daerah di Nusantara, untuk menangkap ikan dan berniaga seperti pulau jawa, Papua, laut Sulu hingga ke selat malaka. Fungsi dan bentuk Sandeq juga telah berakuisisi pada konteks kekinain, yang hanya digunakan untuk lomba dengan anatomi yang lebih kecil dan ramping, dulu bentuknya tinggi, lebar dan besar sesuai fungsinya sebagai perahu untuk berniaga dan menangkap ikan.
Sejak diperkenalkan awal oleh Antropolog Maritim Horst Liebiener sebelum berdirinya Provinsi Sulbar, rute Sandeq cukup Panjang dimulai dari Pantai Majene dan berakhir di Pantai Losari makassar. Di awal-awal pelaksanaan sandeq Race(SR) di tahun 90 an hingga 2000, sambutan meriah masyarakat terlihat pada setiap evennya, tatakala masih diselenggarakan penuh oleh Horst Liebener dkk, naumun sesuai perkembangannya, pelakasanaaan SR yang sudah diAPBDkan setiap tahunnya oleh Pemprov Sulbar, mulai menyusut pengunjung SR tersebut, Di era Horst Liebiner dkk, terlihat banyak turis mancanegara yang menyaksikan bahkan ikut berlayar mengikuti rute SR.
Setelah diambil alih penuh oleh Pemprov Sulbar, pelaksanaaan SR Kembali monoton dan hanya disaksikan oleh Masyarakat Sulbar, yang semestinya disaksikan banyak pengunjung karena nama SR sudah menasional bahkan mendunia. Hanya pada tahun 2022 yang sedikit ada gebrakan dari Pj Gubernur Sulbar, Dr.Akmal Malik yang rutenya di rubah dari Mamuju menuju Penajem Paser Utara (PPU)-Balikipapan dengan tagline Sandeq menuju IKN, namun di satu sisi hanya menguntungkan Pemkot Balikpapan karena pengunjung yang ramai ada di kota Balikpapan, sementara untuk star di mamuju hanya disaksikan masyarakat Mamuju(sulbar).
Tentu kendalanya disini terletak pada minimnya promosi yang dilaksanakan oleh Panitia dalam hal ini Pemprov, dengan leading Sektor Dinas Pariwisata. Gerakan promosi yang semestinya gencar dilakukan multi variatif berbasis digital melalui Medsos maupun media daring. Gerakan promosi ini tak hanya orientid mempromokan SR namun ada paket wisata budaya di tiap fase atau lomba yang disinggahi Sandeq, misalnya di Mamuju dengan paket wisata budaya mamuju, demikian hanya di Majene dan Polman bila rute sekarang dipatenkan yakni star dari pasangkayu dan finisdi Pantai bahari Polewali.
Bila upaya ini maksimal dilakukan, maka festival Sandeq atau Sandeq Race atau apapun namanya, perlahan aka nada imfact secara ekonomi juga secara kuantitas dapa meningkatkan PAD dari Sektor Pariwisata. Semoga ! (Penulis Pimred Banniq.id)
Sandeq race atau Festival sandeq perlu lebih digairahkan dgn dukungan Pemprov sultan dan pemda di semua kabupaten di sulawesi barat. Sandeq adalah Ikon sulbar dan warisan budaya mandar. Agar tetap eksis perlu dukungan semua pihak, termasuk bagaimana memperhatikan kesejahteraan para passandeq….