• CEREMONY
  • Ratusan Jamaah Tarekat Naqsabandiyah Hadiri Haul ke 30 Tahun Prof.Rahman Qadir di Majene

Ratusan Jamaah Tarekat Naqsabandiyah Hadiri Haul ke 30 Tahun Prof.Rahman Qadir di Majene

Facebook
WhatsApp
Twitter

BANNIQ.Id.Majene . Minggu 21 Juli 2019 mungkin menjadi hari spesial bagi para pengikut Thariqat Naqsabandiyah di Sulawesi Barat dan sekitarnya. Tak kurang dari 250 jamaah datang memadati Aula Masjid Ilakalmasir Majene untuk menghadiri Haul pertama 30 tahun Prof. Dr. K.H. A Rahman Qadir ini.

Para Jamaah Thariqat Naqsyabandiyah tersebut datang dari berbagai daerah misalnya Pasangkayu, Mamuju Tengah, Polman dan Makassar Sulawesi Selatan.

Inisiator kegiatan, Andi Muhammad Syahrul mengatakan Haul yang baru pertama kali diadakan ini merupakan hasil rembukan antara para Khalifah yang menginginkan Thariqat Naqsabandiyah bisa kembali bergaung namanya di tengah masyarakat.

“Setelah hasil pembicaraan dengan para Khalifah, mereka siap bersama – sama mensukseskan haul ini sebagai tanda Naqsabandiyah ada ditengah Masyarakat,” kata Syahrul yang masih merupakan cucu silsilah ke 36 Thariqat Naqsabandiyah ini.

Ketua Dewan Pembina Ar Rahman 3536 Naqsabandiyah ini juga menyebut, bahwasanya setiap daerah di Sulawesi Barat hampir setiap kabupaten terdapat pengikut Naqsabandiyah,” apalagi di Indonesia hampir semua ada, itu juga salah alasan mengapa haul ini dilaksanakan” ujarnya kepada Wartawan.

Selain jamaah Thariqat Naqsyabandiah, hadir pula Gubernur Sulbar Alim Baal Masdar, Bupati Majene Fahmi Massiara, Kakanwil Kemenag Sulbar, Sekda Majene, H. Kalma Katta, K.H. Yusuf Ismail, Unsur Forkopimda Majene, serta Para Pimpinan OPD Kabupaten Majene lainnya.

Bupati Majene Fahmi Massiara dalam sambutannya mengapresiasi kegiatan ini. Menurutnya Ilmu Thariqat seharusnya tidak hanya dipelajari para orang – orang yang telah sepuh saja, namun para kaum Milenial juga harus ikut mengamalkan.

“Saya hanya ingin menyampaiakan bahwa saat ini kita sudah berada di era globalisasi, dimana yang menjadi pemegang peranan dalam Thariqat itu adalah para orang tua, padahal yang harus banyak berperan adalah para generasi muda, khususnya bagi kaum millenial, “ kata Fahmi menjelaskan.

Baca Juga >>  Alami Deadlock, Konfercab ke IV HMI Cabang Manakarra Ditunda untuk Waktu yang Belum Ditentukan

Lebih lanjut Fahmi mengatakan, dewasa ini berbagai paradigma baru tentang ajaran beragama sering muncul di tengah masyarakat, padahal sejatinya semua ummat Muslim telah dituntut untuk tetap bertahan dan eksis pada ajaran islam yang sebenarnya, yaitu ajaran Nabi Muhammad SAW.

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Barat Ali Baal Masdar yang juga hadir dalam acara itu juga mengungkapkan kebanggaannya terhadap kehidupan beragama di Indonesia dan Sulawesi Barat pada khususnya. Hal itu karena pimpinan pendahulu di Indonesia sudah menempatkan hal yang baik di tengah kehidupan beragama di Indonesia sehingga dapat berjalan dengan baik, aman dan berbahagia hingga saat ini.

“Oleh karena itu kita harus memiliki sikap intelektual yang diperlukan bangsa Indonesia, jadikan pancasila sebagai pandangan hidup ideologi bangsa Indonesia, karena semua yang baik ada di dalam pancasila, misalkan persatuan Indonesia,” kata mantan Bupati Polman dua periode ini.

Kata Gubernur, masyarakat yang telah mengakui ideologi pancasila berarti telah menjalankan syariat Islam, sebab di dalamnya terdapat azas keberagaman antara Ummat beragama. Dia bilang setiap insan memiliki pandangan terhadap pancasila sesuai agama yang mereka anut,” sebagai umat islam jiwa persaudaraan yang tinggi harus diamalkan dalam kehidupan sehari hari,” kata dia menandaskan.|Cha/s

Informasi Lainnya