Mudik Teologis

Facebook
WhatsApp
Twitter

MUDIK TEOLOGIS
Oleh : Muhsin Mahfudz
(Dosen UIN Alauddin Makassar dan
Pembina Pondok Pesantren DDI AlIhsan Kanang)

Mudik menjelang hari raya Idul Fitri sudah bergerak pekan ini. Mudik merupakan tradisi yang setiap tahunnya berulang, seolah suatu “ritual tahunan” yang melengkapi ritual Puasa Ramadhan. Mudik yang berasal dari kata “udik” (kampung, hulu sungai) sering juga disebut pulang kampung karena memiliki makna pulang atau kembali ke kampung asal kelahiran.
Tradisi mudik merupakan kesempatan bagi kita untuk kembali berjumpa dengan keluarga dan handai tolan di kampung asal, di mana kita dahulu mengabiskan masa kecil, setelah sekian lama hidup di kota atau rantau karena pekerjaan atau sekedar mencari nafkah.

Hubungan kekerabatan tersebut sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai pemenuhan hasratnya sebagai mahkluk sosial. Manusia yang mudik akan merasakan kepuasan tersendiri ketika berjumpa dan berkumpul dengan keluarga dan kawan-kawan. Saat perjumpaan itu, cerita indah nostaligia tentang masa kecil dan elegi romantisme di masa remaja kembali terkenang bagaikan kicauan burung di dahan pohon diiringi suara seruling gembala di padang rumput. Selera asal juga kembali dimanjakan setelah sekian lama kita disuguhi makanan cepat saji di kota. Semua itu adalah kehidupan surgawi yang dipersembahkan oleh alam kampung yang penuh kesahajaan.

Penggambaran suasana mudik yang menjanjikan keindahan nostagik itu, sesungguhnya bisa dirujuk ke dalam makna teologis yang lebih substantif. Mudik yang bermakna kembali itu juga dijumpai dalam kajian Islam sufistik. Firman Allah inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un (QS.2: 156) merupakan ayat tentang “mudik teologis”. Meskipun lebih sering diungkapkan bertalian dengan musibah, tetapi ayat ini menunjukkan bahwa tidak ada manusia yang berhak “mudik” selain kepada-Nya, karena Dia-lah Pemilik seluruh makhuk di jagad ini.

Kampung kita sesungguhnya adalah Dia Yang Maha Indah. Dia-lah Yang memiliki kampung rahmat, kampung ampunan dan kampung surga yang lebih indah dari kampung ke mana kita mudik di dunia ini.
Ketika hendak mudik (pulang kampung), kita menyiapkan waktu khusus untuk mempersiapkan segala sesuatunya, mulai dari beberapa potong pakaian, bekal di perjalanan hingga oleh-oleh terbaik yang akan dipersembahkan kepada keluarga dan kerabat. Tetapi apa yang kita telah persiapkan untuk mudik kepada Allah swt. Adakah oleh-oleh terbaik yang kita miliki yang akan kita persembahkan kepada-Nya? Padahal mudik kepada Allah swt. lebih pasti dari pada mudik ke kampung halaman.

Meskipun banyak di antara kita takut dan meghidarnya, saat mudik (kematian) itu pasti akan tiba (baca: QS. 62:8). Manusia cenderung menghindar dari mudik kematian karena merasa belum memiliki cukup bekal ketakwaan yang akan dipersembahkan kepada Zat Pemilik jiwa manusia.

Mudik yang menjadi tradisi tahunan menjelang Idul Fitri harus menjadi momentum yang dapat mengingatkan kita kepada “mudik teologis”, mudik yang sesunguhnya. Rasulullah saw. pernah bersabda “Perbanyaklah mengingat pemutus kelezatan” (HR. al-Turmudzi dari Sa‘d al-Hudri: 2460). Pemutus kelezatan adalah kematian, peristiwa mudik yang sesungguhnya ketika kita kembali kepada Sang Pemilik kita. Mengingat pemutus kelezatan harusnya dengan mempersiapkan bekal perjalanan kita menuju kepada-Nya, karena sejatinya mudik kepada Allah oleh seorang hamba dengan bekal yang cukup akan disambut oleh Allah bagaikan menyambut kekasihnya.

Mungkin, jika memaknai mudik tahunan sebagai momentum mengingat “mudik teologis” kita akan terhindar dari sifat berlebihan dalam mudik kali ini. Setelah kita berhasil mengumpulkan bekal selama Ramadhan ini sebagai persiapan mudik menuju Allah swt. harusnya kita pertahankan, bahkan semakin meningkatkan ketaatan setelah Ramadhan berlalu agar kelak kita diliputi kebahagiaan saat tiba perjalanan mudik menuju kampung halaman kita yang sesungguhnya, di pangkuan Allah swt., wallahu a‘lam bi al-sawab.|*

Biodata Penulis:
Nama : Dr. Muhsin Mahfudz, M.Th.I
Apiliasi : Dekan Fak. Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar
No. Telepon : 085247149990
No. Rekening : 0082969739 (BNI)

Informasi Lainnya