• CEREMONY
  • Aisyiah Mamuju Sejak Awal Telah Konsen Terhadap Upaya Pencegahan Perkawinan Anak

Aisyiah Mamuju Sejak Awal Telah Konsen Terhadap Upaya Pencegahan Perkawinan Anak

Facebook
WhatsApp
Twitter
Ketua Aisyiah Mamuju, Hj.Halima,S.Pd(photo:bnq)

BANNIQ.Id.Mamuju. Kepedulian terhadap Pencegahan Perkawinan anak di Sulbar tak hanya menjadi perhatian Pemerintah Provinsi dan LSM Pemerhati seperti Kapal Perempuan Indonesia,YKPM, dan Kartini Manakarra , tetapi Organisasi Perempuan seperti Aisyiah juga konsen melakukan upaya pencegahan terhadap perkawinan anak. Bahkan lebih jauh pimpinan daerah Aisyiah Kabupaten Mamuju telah menyusun konsep melalui kajian tentang pencegahan Perkawinan Anak yang dapat menjadi rujukan bagi pemerintah terutama di desa dalam proses penyusunan anggaran yang berbasis pencegahan perkawinan anak di Kabupaten Mamuju.

” Sejak awal Aisyiah sebagai organisasi perempuan sudah peka terhadap perkawinan anak di Sulbar, bahkan kami telah menyusun konsep untuk pedoman bagi pemerintah desa untuk melakukan pencegahan perkawinan anak,” terang Ketua Aisyiah Kabupaten Mamuju,Hj Halimah,S.Pd., Kamis (1/10/2020)

Konsep tersebut sambung Halimah, tidak lahir begitu saja,namun melalui penkajian yang melibatkan para kepala dusun atau kepala Lingkungan, Tokoh agama, tokoh masyarakat tentang dampak-dampak yang ditimbulkan bila anak dikawinkan belum saatnya, seperti kondisi bayi yang akan dilahirkan yang rentan terhadap penyakit seperti Stunting ataupun kematian ibu dan anak, hal tersebut terus digalakkan agar tumbuh kesadaran dari masyarakat untuk tidak mengawinkan anaknya yang masih di bawah umur.

Selain itu Aisyiah juga sambung Halimah, terus pembangunan kesadaran bagi orang tua untuk merubah paradigma yang selama ini masih menjadi alasan orang tua untuk menikahkan anaknya lebih cepat karena dianggap sebagai satu kebanggaan juga membantu perekonomian keluarga.

” Aisyiah juga terus melakukan pemahaman positif kepada orang tua agar bisa merubah paradigma yang selama ini masih kuat di kalangan orang tua seperti kebanggaan bila.anaknya menikah cepat dengan pertimbangan membantu meringankan ekonomi keluarga padahal dampak yang ditimbulkan itu besar bagi anak karena ketidak siapan mental maupun fisik serta organ reproduksi,” Timpalnya.

Baca Juga >>  Ciptakan Lalin Aman dan Tertib, Ditlantas Polda Sulbar Bangun Sinergitas dengan Pewarta di Mamuju

Olehnya Aisyiah imbuh Halimah, terus melakukan kajian dan assesmen terhadap upaya pencegahan perkawinan anak, agar dapat memanimalisir dampak yang ditimbulkan, karena jika tidak demikian maka kata Halimah masalah dapat menjadi kompleks, sampai pada ancaman penyakit alat reproduksi seperti kanker serviks dan payudara.

” Kami terus melakukan kajian dan penelitian terhadap masalah ini, agar masalah yang ditimbulkan tidak kompleks, selain dampak ekonomi Karena anak tidak sempat mengenyam pendidikan yang lebih tinggi karena dikawinkan lebih cepat, juga rentannya penyakit alat reproduksi seperti kanker rahim dan kanker payudara, kami pernah melakukan interview terhadap beberapa ibu dengan kasus menikah belum waktunya, beberapa dari mereka ternyata mengididap penyakit kanker serviks, dan mereka cenderung menutupi hal ini nanti pada stadium 3 dan 4 baru mereka berterus terang, Inilah yang menjadi motivasi Aisyiah untuk mendukung gerakan Pencegahan Perkawinan anak sebagaimana telah regulasi yang telah diluncurkan yakni Surat edaran Gubernur yang baru diluncurkan kemarin,” Pungkas Kasek SMA Negeri 1 Mamuju ini.| Asd

Informasi Lainnya