BANNIQ.Id.Sulbar. Setelah pelaksanaan Jobfit terhadap 18 pejabat pimpinan tinggi pratama Lingkup Pemprov Sulbar 2 pekan lalu, terendus kabar bahwa tujuan dari pelaksanaan kegiatan itu dalam rangka mutasi terhadap pimpina OPD, sumber Banniq.id menyampaikan, kemungkinan pelaksanaan mutasi tersebut akan berlangsung pekan depan yakni tanggal 7 November 2022.
” yang saya dengar akan dilaksanakan pada tanggal 7 sebelum agenda kegiatan Pj Gubernur di luar Sulbar,” terang sumber banniq.id.pada Senin (31/10).
Lebih jauh sumber tersebut mengatakan bahwa dalam rangka mutasi tersebut Sabtu ini Pj Gubernur sudah akan berda di Mamuju usai menghadiri kegiatan di Jakarta.
Kepala BKD Sulbar, Zulkifli Manggasali yang dikonfirmasi, meskipun tidak membenarkan dia hanya bertanya balik ke Banniq.id terkait informasi mutasi tersebut.
” Dari mana dapat informasi akan ada amutasi tanggal 7?,” tulis Zulkifli via Pesan Waatshaap,Selasa (1/11). Demikian halnya TA Pj Gubernur Sulbar Munadir Mubarak, Munadir hanya menjelaskan terkait Jobfit yang belum lama ini dilaksanakan oleh Pemprov dimana beberapa bulan sebelumnya juga telah dilaksanakan Assesmen.
” Kalau Jobfit itu perintah Komisi Aparatur Sipil Negara,” tulis Munadir menjawab pesan Waatshaap Banniq.Id.
Merespon agenda mutasi di lingkup Pemprov Sulbar anggota Komisi I DPRD Sulbar, H.Syahrir Hamdani memberikan pesan bernas kepada para ASN di Lingkup Pemprov agar tidak menganggap jabatan sebagai milik sehingga merasa engan untuk digeser.
” Salah satu bukti kecintaan dan keikhlasan para ASN/pejabat lingkup pemprov Sulawesi Barat terhadap provinsi dan masyarakat Sulawesi Barat adalah, tidak menganggap jabatan yang diemban hari ini seolah olah miliknya, sehingga merasa enggang digeser ke posisi lain,” jelas eksponen Pejuang Pembentukan Provinsi Sulbar ini, Rabu(2/11).
Disebut juga, bagi ASN yang sudah menjabat mesti bersedia dinilai dan dievaluasi berdasarkan pada kinerjanya, bukan pada kedekatan.
” Bila ada ASN/ pejabat bergeser pada jabatan yang kurang disenangi terima lah sebagai takdir hidup. Senang dan kurang senang adalah Roda kehidupan. Bila hasil mutasi menempatkanmu pada posisi jauh dari harapanmu maka sebaiknya dimaknai sebagai ujian kesabaran,” imbuhnya.
Olehnya yang diharapkan sesungguhnya bagi ASN kata Syahrir, harusnya menjadi ASN dan pejabat yang tidak berorientasi jabatan, tapi orientasi kinerja , pengabdian dan prestasi kerja.
“Pahami bahwa semua pimpinan di atas kita juga mau berprestasi, karena itu sejatinya berkepentingan memiliki tim kerja yang handal dan mampu menyesuaikan terhadap gaya kepemimpinannya,” ungkapnya.
Selain itu lanjut Syahrir, birokrasi sejatinya sudah terbangun diatas sistem yang sudah terukur dan tertata. Oleh karena itu bila semua pejabat bekerja berpatokan pada sistem dan tata kelola administrasi dan bukan pada orang maka kapanpun mutasi dilaksanakan tidak akan merusak sistem administrasi.
” Jangan karena dimutasi ketempat yang kurang disukai sehingga memperlihatkan sikap enggang menyelesaikan tugas-tugas administrasi tersisa yang ditinggal,” tandasnya.
Ditambahkan Ketua Bappilu Partai Gerindra Sulbar ini, bahwa jika ada sikap demikian, perlu diingat keenggangan menyelesaikan urusan administrasi yang ditinggal selain telah memperlihatkan perilaku pejabat bermental Kerupuk juga secara tidak sadar telah mempertontonkan dirinya tidak Cinta Sulawesi Barat.
Pesan yang disampaikan ini juga merupakan nasihat dari salah satu pendiri provinsi Sulbar, supaya bila ada ASN kena mutasi tak kecewa.
” Ini pesan dari salah satu pendiri provinsi Sulbar, Supaya ASN kena mutasi dan nonjob untuk tidak kecewa perlu diingat , Rahmat Hasanuddin Pernah gagal masuk anggota DPRD provinsi pada provinsi yang didirikan, Saya, Arifuddin Jamaluddin, Makmun Hasanuddin, A.Ruhul Tahir dan Prof basri gagal melanjutkan tanggung jawab pada pemilu 2009 dan 2014,” pungkasnya.|***