Tinambung, 17 Nopember 2025 –, Aksi sekelompok penari yang diduga mahasiswa yang tergabung dalam satu grup kesenian menari diatas makam Arajang (Raja ) Balanipa Kesatu I Manyambungi Tozdilaling, Makam I Manyambungi Sendiri berada di atas Bukit di Desa Napo Kecamatan Limboro, yang ditandai dengan Pohon Beringin raksasa yang telah berumur ratusan tahun seusia meninggalnya I Manyambungi sekitar tahun 1600san. dikecam oleh Yayasan Biya Yang Mulia I Manyambungi Todilaling Maraqdia Arajang Balanipa Mandar yang disingkat BIMANTARA BALANIPA MANDAR Yang Berkedudukan di Tinambung Kabupaten Polewali Mandar merupakan Panguyuban keluarga Besar Biya PYM I Manyambungi Todilaling.
Andi Muhammad Ardam selaku Ketua Umum Bimantara Mandar dengan tegas sangat mengecam tindakan yang telah di lakukan oleh sekelompok anak mahasiswa melalui grup kesenian disaksikan ribuan mata melalui media social akun facebook PESONA MANDAR .
Dijelaskan A.Ardam Kegiatan melakukan pengambilan gambar / video diatas Makam PYM I manyambungi Todilaling yang terletak di Desa Napo Kecamatan Limboro , Sekelompok Anak Gadis Remaja menggunakan kostum adat menari dan naik diatas pohon tempat PYM. I manyambungi Todilaling di makamkan.
” ini sebuah kekeliruan besar , ini adalah sikap yang tidak terpuji dilakukan dan di pertontonkan melalui media social, banyak jalan dan upaya yang bisa diakukan dalam merawat dan menjaga kelestarian budaya leluhur tanpa harus menari diatas makam,” jelas A.Ardam Diamini Biya PYM I Manyambungi Todilaling, Senin(17/11/25).
Dijelaskan, . Aksi tarian di atas makam Yang Mulia I Manyambungi Todilaliling Arayang Balanipa Pertama adalah hal yang sangat sensitif dan melukai perasaan banyak pihak, Karen makam tersebut selama ini sangat dihargai dan Disakralkan oleh Keturunan PYM I Manyambungi Todilaling maupun masyarakat Polman dan Sulbar pada umumnya.
” Ini merupakan penghinaan kolektif yang melukai perasaan mendalam seluruh keturunan Puang Yang Mulia I Manyambungi dan masyarakat adat Mandar. Tindakan ini mencoreng marwah dan martabat Balanipa Mandar di mata publik. Makam adalah simbol penghormatan abadi; menjadikannya panggung tarian adalah bentuk kebiadaban kultural yang tidak bisa ditoleransi,” Imbuhnya.
Untuk itu lanjut A.Ardam kepada oknum yang ber6anggung jawab atas kegiatan tersebut untuk segera mengajukan permohonan maaf secara lisan dan tertulis di hadapan Lembaga Adat Kerajaan Balanipa Mandar, Membuat Video Permohonan Maaf dan Membuat pernyataan bersedia untuk tidak menggunakan video tarian diatas Makam PYM I manyambungi Todilaling dalam lomba/ event manapun dalam bentuk apapun.
Kepada Pihak yang Bertanggung Jawab terhadap Kegiatan yang disebut Koregrafernya Berasal dari Salah Satu PTN di Makassar yang Ingin Dikonfirmasi Banniq.Id, belum berhasil terkonfirmasi./***



