Kepala Bappeda Sulbar, Dr.Junda Maulana saat menjadi pemateri Seminar Pembangunan Ekonomi Sulbar di Unimaju (photo:repro)
BANNIQ.Id. Sulbar. Provinsi Sulbar sebagai Provinsi yang masih butuh banyak akselerasi dalam mengembangkan potensi Sumber daya alam dan Manusia yang dimiliki untuk membangun Provinsi ke 33 ini agar dapat mengikuti Provinsi Lain yang selevel dengan Sulbar anatara lain Gorontalo, Papua Barat, Babel maupun Kaltara. Guna mencapai obsesi tersebut, Pemerintah Provinsi Sulbar melalui Badan Perencanaan Pembangunan (Bappeda) Provinsi Sulbar secara berkesinambungan telah melaksanakan rancangan dan desain pembangunan hingga saat ini di usia ke sembilan belas tahun Provinsi Sulbar.
Guna mencapai harapan tersebut, Bappeda Sulbar berupaya mengsosialisasikan strategi yang dijalankan dalam membangun Provinsi Sulbar di perbagai komponen masyarakat tidak terkecuali di kalangan Kampus sebagai insan akademik yang diharapkan memberi kontribusi pemikiran terhadap startegi pembangunan yang dijalankan tersebut, seperti halnya yang berlangsung hari ini, belum lama ini di Kampus Universitas Muhammadiyah Mamuju (Unimaju) dilaksanakan Seminar Pembangunan Ekonomi Sulbar dengan tema”Pembangunan Ekonomi Sulbar Menuju Indonesia Emas 2045″ yang salah satu Pematerinya Kepala Bappeda Provinsi Sulbar, Dr.Junda Maulana.
Dalam paparannya, Junda menyampaikan tantangan yang masih dihadapi Sulbar dalam Pembangunan ekonomi meliputi Kemiskinan masih berada di atas Nasional sebesar 11,49% di Maret 2023., Kemiskinan Ekstrem 2,94%. Garis Kemiskinan sebesar Rp 433.133 (Rp/kapita/bulan). Indeks Kedalaman Kemiskinan sebesar 1.80 poin, Indeks Keparahan Kemiskinan sebesar 0.42 poin. Selainaspek Kemiskinan, tantangan lainnya yang dihadapi sebut Junda yakni Kinerja ekonomi belum akseleratif, pertumbuhan ekonomi pasca covid 19 terus mengalami kenaikan namun belum mampu berada pada titik awal sebelum pandemi yang selalu di atas Nasional. Capaian di Triwulan I 2023 mencapai 3,59% dan Nasional sebesar 5.03%. Satu lagi tantangan yang dihadapi yakni kapasitas fiskal yang masih terbatas yang berpengaruh terhadap pendapatan daerah provinsi Sulbar sangat bergantung pada TKDD, Total APBD Sulbar hanya 2 T, dan PAD hanya 21.84%.
Menghadapi tantangan tersebut, Provinsi Sulbar kata Junda memiliki Potensi Sumberdaya Alam yang melimpah terutama sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kelautan, Kehutanan, dan Energi Sumberdaya Mineral (ESDM) yang dapat menopang pertumbuhan ekonomi. Kemudian Pertumbuhan Ekonomi yang cenderung stabil dengan Kontribusi sektor Pertanian, Industri
Pengolahan dan Perdagangan merupakan yang terbesar terhadap PDRB Sulawesi Barat (65.13 %). Daya dukung lainnya sambung Junda yakni Sumber daya manusia.
” Sumberdaya Manusia sebagai angkatan kerja yang dimiliki memadai dengan jumlah penduduk
1,45 Juta Jiwa dan saat ini berada pada pemanfaatan Bonus Demografi,” jelas Junda.
Untuk itu lanjut Junda, untuk lebih maksimalnya capaian program pemabngunan ekonomi menuju Indonesia Emas tahun 2045 sebagaimana tema seminar hari ini maka Pemprov Sulbar mendesain startegi Pembangunan Ekonomi dengan beberapa variabel pendukung antara lain; Kolaborasi Pemerintah dengan swasta serta masyarakat.
” Kita perlu mendorong kemitraan antara pemerintah, sektor swasta, dan
masyarakat sipil dalam merancang dan melaksanakan program pembangunan ekonomi daerah.
Membangun sinergi dan dukungan bersama untuk mencapai visi Indonesia Emas tahun 2045,” jelasnya.
Variabel berikutnya sambung Junda yakni Pembangunan Kewirausahaan dan UKM.Langkah kongkrit yang dapat dilakukan untuk mendukung variabel tersebut yakni memberdayakan kewirausahaan dan mendukung UKM dengan pemberian pelatihan, bantuan modal, dan akses ke pasar yang lebih luas. Meningkatkan akses ke teknologi dan inovasi bagi UKM untuk meningkatkan produktivitas
dan daya saing. Variabel berikutnya lanjut Junda, yakni Mendorong Investasi dan pengembangan industri
” Terciptanya Ikim investasi yang kondusif akan memberikan insentif, dan menjamin kepastian hukum bagi para investor, membuat kawasan ekonomi khusus yang mengutamakan sektor-sektor unggulan daerah dan memberikan fasilitas insentif bagi investasi,” tandasnya.
Variabel lain yang juga sangat berpengaruh dalam pembangunan ekonomi masih kata Junda yakni peningkatan SDM.
” Investasi dalam pendidikan berkualitas untuk memastikan sumber daya manusia memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi,” jelasnya.
Disamping itu pemanfaatan sumberdaya alam seperti pertanian juga merupaka faktor pendukung yang tak bisa dinafikkan, kemudian pengelolaan SDA yang berkelanjutan serta penguatan Infrastruktur dan Konektivitas.I***