
BANNIQ.Id.Mamuju– Tiga hari seleksi nasional 2019 untuk para atlet Petanque se-Indonesia telah berlalu, termasuk 2 atlet Petanque daerah yang usai mengikuti seleksi telah kembali ke Sulawesi barat. Dua atlet itu mewakili Sulbar dalam ajang seleknas yang diadakan di Jakarta tanggal 28-30 Maret 2019 hanya mampu finish di urutan buncit.
Dalam seleknas itu diikuti oleh 25 atlet putra dan 25 putri dari 15 provinsi yang berlaga.Bagi atlet yang lolos dalam tahapan seleksi selanjutnya akan diikutkan ke Pemusatan Latihan Nasional (pelatnas) menuju Sea Games 2019 yang berdasar hasil peringkat I sampai VI teratas.
Saat dikonfirmasi,Firman Halip salah satu pengurus di Federasi Olahraga Petanque Indonesia (FOPI) Sulbar mengatakan kekecewaannya atas capaian atlet Sulbar baru-baru ini. “Sebagai pemerhati olahraga Petanque tentunya sy sangat kecewa dengan hasil ini,mungkin ini implikasi dari carut marutnya manajemen di tubuh Pengprov FOPI Sulbar.,” ujarnya pada laman ini, via telefon.
Dia menambahkan, Sejak awal dirinya selalu memberi masukan sekaligus menegaskan agar dilakukan seleksi di tingkat provinsi terlebih dulu untuk mengetahui siapa atlet yang lebih mampu dalam skill dan permainan, namun hal tersebut tidak diindahkan dan itu atlet yang dikirim ke Seleknas mendapat rekomendasi tanpa ada tahapan seleksi di provinsi.
” kalaupun ingin menghindari seleksi tingkat provinsi harusnya FOPI Sulbar bisa objektif melihat prestasi atlet lainnya dari hasil Porprov III dan hasil-hasil Kejurnas yang sering diikuti oleh beberapa atlet.Jangan malah malpraktek seperti ini” urainya.
Masih Firman, dirinya membeberkan jika berkaca dari hasil Porprov III dan hasil Kejurnas lainnya di situ akan tampak atlet dari Kabupaten mana yang memang punya prestasi lebih diatas dibanding dengan atlet yang kemarin diberangkatkan ke Jakarta untuk mngikuti Seleknas baru-baru ini.
“Ini sama saja membunuh olahraga secara perlahan dengan cara-cara nepotisme seperti yang terjadi sekarang,namun hal yang demikian tidak membuat semangat kami dalam membina dan memajukan olahraga ini surut.Saya pribadi berharap kepada seluruh elemen pemerhati Petanque agar saling merangkul dan bisa mengangkat nama daerah kita ini di tingkat nasional maupun internasional”,ungkap firman yang juga dosen di salah satu PTS di Polewali Mandar ini.
Beredar kabar yang bersumber dari salah satu pelatih Petanque Polman bahwa pngurus FOPI sulawesi barat secara sepihak telah melakukan rapat dengan beberapa pengurus FOPI kabupaten lainnya untuk menentukan pemilihan atlet yang akan diikutkan dalam seleksnas di Jakarta kemarin. Sampai berita ini dirilis, laman ini, masih terus menelusuri kebenaran kabar tersebut yang berhembus kencang di internal PengProv FOPI provinsi.
Jauh sebelum seleknas 2019 akan dimulai, beberapa atlet Petanque di sulbar telah sibuk menyiapkan diri untuk mengikuti seleksi tingkat provinsi,diantaranya atlet dari polman seperti yang dikemukakan oleh zulkifli peraih emas dan perak Porprov III sulawesi barat yg juga peringkat 3 di turnamen Petanque Makassar Open ini. Dia mengatakan kesiapannya untuk mengikuti semua tahapan seleksi di tingkat provinsi untuk menentukan atlet yang akan ditunjuk mengikuti Seleknas baru-baru ini.
“Saya ini atlet,latar belakang saya ini mahasiswa olahraga. Yang namanya atlet harus siap diadu kapanpun dan dalam kondisi apapun.Saya sudah jauh-jauh hari melakukan latihan rutin bersama teman yang lain melalui program latihan yang dibuat oleh pelatih,juga ikut berlaga di setiap event agar kesiapan mental tanding kami teruji,” Tegasnya.
Tapi kenyataannya sebut Firman, pengprov FOPI Sulbar berbicara lain, tidak ada keterbukaan dalam proses pemilihan atlet. tiba-tiba kami baru tahu kabar ternyata sudah ada atlet terpilih yang mewakili Sulbar saat seleksi nasional sedang berlangsung beberapa hari kemarin di Jakarta,” keluh atlet Polman ini dengan nada kecewa.
Dalam seleksi nasional menuju Pelatnas Sea Games 2019 itu,ada beberapa kriteria penilaian yang harus dilewati oleh para atlet yang berlaga yaitu Pointing (mendekatkan bola besi ke bola kayu), shoting,game dan teknik permainan.
Lain halnya yang dikemukakan oleh Azis beserta Sufriadi yang merupakan pelatih Petanque Polman. “Untuk semua indikator penilaian atlet tentunya atlet kami msih diatas.Silahkan lihat fakta di lapangan,atlet dari Polman pasti masih lebih diatas. Ada apa kenapa Pengprov FOPI Sulbar takut melakukan seleksi terlebih dulu? Kan atlet itu seharusnya diadu supaya ada konsensus dalam pemilihan atlet.Tapi biarlah cukup kami tahu bahwa ternyata di tubuh FOPI Sulbar ada penyakit yang sedang berkembang dan mudah-mudahan itu cepat disembuhkan agar tidak berdampak pada anggota tubuh lainnya” tutup 2 pelatih Petanque Polman ini.(Syarif/S)