BANNIQ.Id, Pasangkayu— Masyarakat petani tambak ikan nila keluhkan banyak ikan mati, diduga akibat limbah pabrik kelapa sawit (PKS) yang mencemari air sungai, di Kecamatan Baras, Kabupaten Pasangkayu, Sulawesi Barat (Sulbar). Rabu (05/10).
Salah satu pemilik tambak ikan, Lafris, mengungkapkan bahwa sudah puluhan tahun jadi penambak ikan nila, baru kali ini mengalami banyak ikan yang mati.
“Sudah 10 tahun saya menambak ikan nila, baru tahun ini banyak ikan di tambak saya yang mati,” ungkapnya.
Ia juga mengatakan ada dua petak tambak di pakalondoan, tambak yang satu karena tidak punya pintu saluran langsung ke sungai tersebut tidak nampak ada satu ikan yang mati, tetapi tambak yang satunya lagi memiliki pintu saluran langsung ke sungai terlihat jelas banyak ikan yang mengapung di permukaan air karena mati yang di duga penyebabnya adalah air sungai yang digunakan untuk tambak tersebut tercemar limbah dari PKS
“Baru tahun ini banyak ikan mati di tambak, tahun-tahun sebelumnya ada ikan yang mati tapi tidak separah seperti sekarang ini,” ujar Lafris.
Dari penulusuran awak media ini, ditemukan ada tiga warga pemilik tambak di Desa Kasano, Kecamatan Baras, gagal panen.
Ketiga pemilik tambak yakni Lafris, Ruslan, dan Amiruddin diperkirakan mengalami kerugian sekitar puluhan juta rupiah.
“Kami panen dalam setahun itu dua kali, hasil panen mencapai ratusan juta,” jelas Lafris.
Kepala Dinas (Kadis) Kelautan dan Perikanan Kabupaten Pasangkayu, Kartini mengatakan bahwa dirinya turut prihatin kepada petani tambak di desa kasano, karena ikan mati di tambak yang diduga tercemar limbah pabrik dari dua perusahaan PKS di wilayah Baras.
“Kami dari pihak DKP Pasangkayu terlebih dahulu mengambil sampel air sungai untuk melakukan tes laboratorium di Mamuju,” ucapnya.
Menurut Kartini, untuk saat ini kita baru menduga, dan kebenarannya tergantung dari hasil tes laboratorium, apakah penyebab ikan mati tersebut benar di karenakan tercemar limbah atau bukan.
Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) juga akan memanggil pihak-pihak dari perusahaan PT Unggul Widia Lestari dan PT Palma, untuk meminta penjelasan terkait dugaan limbah PKS yang mencemari air sungai Majene yang mengakibatkan banyaknya ikan dari petani tambak di desa kasano mati.
Laporan: HRL/***