Konsisten Merawat Kebersamaan dengan Mahasiswa, Ajbar Dialog Empat Pilar di Asrama Todilaling Jogyakarta

Facebook
WhatsApp
Twitter
Anggota MPR/DPR RI Ajbar Abd.Kadir Saat Membawa Materi 4 Pilar Kebnagsaan di Asrama Todilaling Jogyakarta(foto:repro)

BANNIQ.Id. Jogyakarta. Anggota MPR/DPR RI Dapip Sulbar Ajbar Abd.Kadir yang dikenal sebagai sosok legislator yang konsisten merawat dan mengembangkan wacana dialogis bersama mahasiswa Sulbar yang menempuh pendidikan di berbagai Kota di Indonesia, Sabtu 8 November 2025 kembali bertemu dengan para mahasiswa Sulawesi Barat yang menempuh pendidikan di Yogyakarta melalui kegiatan Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan.
Pertemuan berlangsung di Asrama Mahasiswa
Sulbar Todilaling dan dihadiri puluhan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Kota Gudeg Jogyakarta.

Pada kesempatan ini, Ajbar menyebut peran penting mahasiswa yang memegang posisi strategis sebagai kelompok terdidik yang memiliki kemampuan analitis, kreativitas pemikiran, serta kedekatan dengan realitas
sosial. Karena itu, katanya, mahasiswa harus hadir sebagai bagian dari solusi, bukan justru menjadi sumber masalah.

“Mahasiswa adalah generasi yang kita
harapkan membawa perubahan ke arah yang
lebih baik, mahasiswa bukan penonton sejarah, tapi
pelaku utama di dalamnya,” ujar Ajbar.

Ditambahkan, mahasiswa adalah motor penggerak perubahan positif dalam bidang penggerak perubahan positif dalam bidang pendidikan, pemberdayaan sosial, dan pengabdian masyarakat.

Peran ini, lanjut Ajbar, harus ditunjukkan melalui karya, gerakan intelektual, dan kesediaan turun langsung
menjawab kebutuhan masyarakat.

Selain itu, mahasiswa juga memiliki fungsi penting sebagai social control terhadap kebijakan publik dan kekuasaan. Ajbar menegaskan juga kritik adalah bagian dari cinta terhadap negeri.

“Kritik itu perlu. Kritik itu sehat. Dari kritik lahir
inovasi dan pembaruan. Yang terpenting: kritik
disampaikan dengan data, argumentasi, dan
tujuan memperbaiki,” tandasnya.

Ajbar juga mengingatkan bahwa mahasiswa adalah
penjaga nilai-nilai kebangsaan, termasuk Pancasila dan UUD 1945. Namun, katanya, nilai kebangsaan bukan hanya dihafal tetapi harus dihidupkan dalam tindakan nyata, lewat sikap toleransi, gotongroyong,persaudaraan, dan semangat menjaga persatuan.

Baca Juga >>  Razia Satpol PP, Sejumlah Pelajar Terjaring Saat Main Game di Waktu Jam Belajar


Pertemuan ini ditutup dengan dialog terbuka, di mana mahasiswa menyampaikan pandangan dan gagasan mereka terkait isu- isu sosial, pendidikan, dan pembangunan daerah. Suasana diskusi berlangsung aktif,kritis, dan saling menguatkan./***

Berita Lainnya