
BANNIQ.Id.Mateng| Namanya Ahmad Salsabil seorang Bocah umur 7 tahun yang setiap harinya menjajakan Jalangkote mengitari perkampungan tempat tinggal bersama neneknya, yang menjadi pengasuhnya, karena kedua orang tua Ahmad sudah meninggal. Menjadi penjual Jalangkote bagi seorang bocah seperti Ahmad, memang bukan sebuah pilihan tapi demi memenuhi kebutuhan hidup dan sekolahnya ia rela berkeliling kampung setiap harinya untuk menjajakan Jalangkote.
Ahmad yang tinggal bersama Ma’mi (nenek angkat Ahmad) di dusun Balata Tomene Desa Topoyo Kecamatan Topoyo Mamuju Tengah, Ma’mi dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari bersama Ahmad juga memiliki keterbatasan ekonomi.
Menurut Ahmad, pekerjaan itu ia lakukan untuk penuhi kebutuhan sekolah dan kebutuhan sehari-hari.
“Kalau ada hasilnya, saya kasih ke nenek untuk disimpan dan beli baju dengan tas sekolah,” kata Ahmad saat ditemui di kediamannya yang hampir tak layak huni.
Diutarakan Ma’mi bahwa dirinya tak pernah memaksa Ahmad untuk menjual jalangkote keliling.
“Kami tidak pernah memaksa dia (Ahmad-red), itu kemauan dia sendiri,” ungkap Ma’mi
Ditambahkan, dulu dirinya memang penjual kue dipasar, namun karena kondisi kesehatan yang terganggu akhirnya kini hanya bisa menjual di rumah, namun karena kurang ditau pembeli kalau di rumah maka Ahmad kata Ma’mi berinisiatif menjajakannya secara berkeliling.
“Bagaimana nek kalau saya bawa keliling jualanta, sekalian bantu nenek cari uang untuk penuhi kebutuhan sekolah saya,” ujar Ma’mi meniru kata-kata Ahmad saat pertama kali ingin berjualan keliling.
Meskipun tak seberapa hasil yang diperoleh Ahmad dalam menjual jalangkote keliling, sebagai orang yang mengasuh Ahmad dari kecil, Ibu Ma’mi merasa bangga atas sifat kemandirian Ahmad di usianya yang masih belia.|erick-asd