Prodi Pendidikan Biologi Unsulbar Sharing Session Tentang Kehati

Facebook
WhatsApp
Twitter

BANNIQ.Id. Majene – Prodi Pendidikan Biologi Unsulbar menggelar kegiatan Sharing Session bertajuk “Sulawesi: Where Nature’s Mysteries Meet — Discovering the Unseen Biodiversity of Wallacea’s Heart” pada Selasa (4/11/2025) di Gedung Teater Unsulbar.

Kegiatan ini menghadirkan tiga narasumber tingkat internasional yang telah lama meneliti keanekaragaman hayati(Kehati) di Sulawesi, yakni Prof Dr Anang Setiawan Achmadi, M Sc (Kurator dan Peneliti Mamalia, Museum Bogorienses & BRIN), Dr Kevin C Rowe (Senior Curator of Mammals, Museums Victoria Research Institute, Sciences Department), dan Prof Jimmy A McGuire (Department of Integrative Biology, University of California Berkeley).

Dalam sesi presentasi, Prof Anang membawakan materi tentang Strategi dan Rencana Aksi Keanekaragaman Hayati Indonesia (IBSAP) 2025–2045, yang menjelaskan peta jalan konservasi nasional serta integrasinya dalam perencanaan pembangunan berkelanjutan.

Dr Kevin Rowe menyoroti pentingnya upaya pelestarian mamalia kecil dan hutan hujan Sulawesi, sedangkan Prof Jimmy McGuire memaparkan hasil penelitian dan penemuan spesies endemik di Pulau Sulawesi yang menjadi pusat biodiversitas Wallacea.

Ketua panitia, Nurman S Si M Si kegiatan menyampaikan bahwa sharing session ini diadakan sebagai bentuk pemanfaatan momentum kehadiran para ahli di Indonesia Barat. “Tujuan utama kegiatan ini adalah berbagi pengetahuan tentang konservasi, khususnya di Sulawesi yang dianggap wilayah spesial. Antusiasme peserta sangat tinggi, baik dari peneliti, pelajar, pecinta lingkungan, hingga mahasiswa dari berbagai kampus,” ujarnya dikutip dari Unsulbarnews.com, Rabu(5/11/25).

Salah satu dosen Universitas Sulawesi Barat, Muhammad Rizaldi Trias Jaya Putra Nurdin S Pd M Si, menjelaskan bahwa kegiatan ini juga menjadi bagian dari kolaborasi riset yang telah berlangsung lama antara Unsulbar, BRIN, dan lembaga riset internasional. “Kolaborasi kami dengan para peneliti luar negeri sudah berjalan sejak 2012, berfokus pada ekologi dan sistematika mamalia kecil, terutama tikus di Sulawesi. Proyek ini berlangsung dari 2016 hingga 2023 dan melibatkan ekspedisi ke berbagai gunung di Sulawesi,” jelasnya.

Baca Juga >>  Tim Dosen dan Mahasiswa Unsulbar Laksanakan Kegiatan Pengabdian Masyarakat di Desa Sepabatu

Ia menambahkan bahwa penelitian ini tidak hanya berkontribusi pada sains global, tetapi juga membuka peluang bagi mahasiswa Unsulbar untuk terlibat langsung sebagai asisten riset. “Mahasiswa bisa ikut ekspedisi, mengambil data untuk skripsi, sekaligus mempercepat penyelesaian studi mereka,” tambahnya.

Prof Jimmy McGuire kepada Unsulbar News mengaku terkesan dengan semangat peserta dan potensi riset di Sulawesi Barat. “Saya sangat terkesan dengan antusiasme mahasiswa dan kedalaman pertanyaan yang diajukan. Sulawesi Barat mungkin wilayah terkaya akan biodiversitas, tapi juga yang paling sedikit diteliti. Masih banyak potensi besar untuk riset di sini,” ungkapnya.

Hal serupa juga disampaikan oleh Dr Kevin Rowe, ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas negara dalam menjaga keberlanjutan ekosistem Sulawesi. “Universitas Sulawesi Barat memiliki laboratorium keanekaragaman hayati terbesar — alamnya sendiri. Kesempatan besar bagi peneliti muda untuk belajar langsung dari lingkungan mereka,” ujarnya.

Sementara itu, Prof Anang Setiawan Achmadi dari BRIN menilai kegiatan ini sebagai langkah awal kolaborasi yang menjanjikan antara BRIN dan Unsulbar. “Sambutan dan antusiasme di Unsulbar luar biasa. Kami sangat terbuka untuk kolaborasi riset, pembimbingan, hingga pendanaan riset mahasiswa dan dosen. Potensi ilmu di Sulawesi Barat masih sangat luas untuk dikembangkan,” jelasnya./***

Berita Lainnya