BANNIQ.Id.Majene.Ribuan orang bermasker tampak memadati halaman rumah kediaman Almarhum Bupati Majene Fahmi Massiara Senin, 28 September 2020 malam. Hingga Selasa (29/9) pagi ini, para pelayat terus berdatangan. Mereka menyaksikan dan mengantarkan do’a-do’a untuk kepergian mendiang bupati.
Pada Senin malam, orang-orang bahkan mengular di depan rumah duka Jl Mustafa Kamal Battayang, Kecamatan Banggae, Majene. Rakyat Majene bagai satu komando hadir menjemput kedatangan jenazah Fahmi Massiara yang dipulangkan dari Makassar Sulawesi Selatan.
Bupati Fahmi meninggal dunia di Kota Makassar pada Senin, 28 September 2020 siang. Ia menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Grestelina pukul 12.10 WITA. Fahmi berpulang dalam jabatan bupati Majene. Dia menderita sakit sejak empat bulan terakhir. Dia bolak-balik ke Rumah Sakit di Makassar sejak Juni 2020 lalu, namun masih sempat datang ke Majene untuk beberapa kegiatan penting.
Bupati Fahmi juga masih sempat memasukkan berkas pendaftaran ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Majene untuk kembali maju di Pilkada 2020. Meski diwakili berkas pendaftaran FM, sapaan Fahmi Massiara dinyatakan lengkap. Sayangnya kondisi fisiknya tak lagi memungkinkan dan dinyatakan TMS (Tidak Memenuhi Syarat) oleh tim medis Rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Akhirnya istrinya Patmawati-lah yang menggantikan dirinya maju di Pilkada 2020 ini.
Sosok Fahmi di Mata Lukman
Bagi wakil bupati Majene Lukman Nurman, Fahmi Massiara adalah sosok bijaksana dan disiplin. Ia pekerja keras dan tekun menyelesaikan tugas-tugasnya selaku pemimpin tertinggi pemerintahan di daerah. Selama empat tahun lebih kebersamaan dengan Fahmi Massiara dimana Lukman sebagai wakil bupati yang setia mendapampingi jalan pemerintahan, berjuta kenangan manis masih segar di benak Lukman.
“Beliau orangnya disiplin, dia ingin semua pemerintahan dari atas sampai bawah sesuai SOP,” ujar Lukman terbata mengenang sang nakhoda jargon MP3 (Majene Profesional, Produktif dan Proaktif) itu seperti dikutip di Masalembo.com.
Lukman tak kuasa membendung air mata saat awak laman ini menemuinya diantara lautan manusia di kediaman pribadi almarhum di Jl Mustafa Kamal Battayang, Senin malam.
Kendati dikenal disiplin dan tegas dalam pemerintahan namun jiwa seni Fahmi Massiara merupakan sisi lain sang Ketua Persatuan Artis Musik Melayu Dangdut Indonesia (PAMMI) Majene ini. Fahmi juga terkenal piawai mendengdangkan lagu dengan suara yang merdu. Itu sisi lain beliau yang dikenang Lukman.
Senada dengan Lukman, politisi muda PPP yang juga Ketua Komisi III DPRD Majene Muhammad Safaat mengaku sangat terpukul akan kepergian Fahmi. Faat merasa kehilangan sosok pimpinan partai PPP yang membawa partai ini ke masa keemasan di Majene. Bagi Safaat, mendiang Fahmi bukan sekedar pimpinannya di partai tapi lebih dari itu Fahmi laiknya orang tua yang mendidik dan mengayomi.
“Jujur saya tidak bisa menahan air mata saat melihat kabar beliau meninggal di salah satu group WA, saya tidak bisa jadi apa-apa tanpa beliau,” ujar Safaat.
“Selamat jalan pak bupati Fahmi Massiara.” Sang arsitek jargon MP3 telah pergi. Ia telah dimakamkan di Kompleks Masjid Raudhatul Abidin Saleppa, Kecamatan Banggae Majene sebelum waktu salat Dhuzur tiba, Selasa (29/9/2020) tadi.
Ribuan orang dengan hati yang diselimuti duka mengiri kepergian almarhum ke alam kubur sana. Sebelum dibawa ke tempat pemakaman, jenazah lebih dulu dilepas oleh pihak keluarga di rumah duka Battayang dan dilepas pula oleh Pemerintah Kabupaten Majene di Rumah Jabatan Almarhum. Gubernur Sulbar Ali Baal Masdar hadir dalam upacara ini.|asdar