Rilis BPS, Nilai Ekspor Sulbar Januari-Agustus Meningkat 51.08%

Facebook
WhatsApp
Twitter
kolasefoto Press Conference BPS Sulbar

BANNIQ.Id. Mamuju. Provinsi Sulawesi Barat menunjukkan dinamika ekonomi yang cukup signifikan sepanjang Agustus hingga September 2025. Data terbaru BPS Provinsi Sulawesi Barat memperlihatkan perkembangan ekspor, inflasi, nilai tukar petani, pariwisata, dan transportasi, yang menjadi gambaran kondisi sosial ekonomi masyarakat di daerah ini.

Pada Kegiatan Press Conference, Rabu, 2 Oktober 2025 di Aula BPS Sulbar, PLT Kepala BPS Sulbar, M. La’bi menyampaikan, perdagangan luar negeri, nilai ekspor Provinsi Sulawesi Barat sepanjang Januari–Agustus 2025 tercatat sebesar US$417,50 juta, meningkat 51,08 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara pada bulan Agustus 2025 saja, ekspor mencapai US$59,69 juta, naik 351,00 persen dibanding Agustus 2024.

Komoditas utama yang mendominasi adalah lemak dan minyak hewani/nabati senilai US$386,80 juta atau 92,65 persen dari total ekspor. China menjadi tujuan ekspor terbesar dengan nilai US$254,02 juta atau 60,84 persen dari total ekspor Sulawesi Barat. Selama periode ini, tidak terdapat kegiatan impor.

“Kinerja ekspor yang terus tumbuh menunjukkan potensi ekonomi daerah yang sangat besar. Dominasi komoditas perkebunan menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan sektor ini.” jelas M La,bi.Ditambahakan untuk akurasi data nilai Ekspor tersebut pihak BPS menjamian akurasi nya karena bersumber dari Bea Cukai.

” Untuk akurasi data Nilai Ekspor ini pastti akurat karena sumber datanya dari Bea Cukai, Meskipun di Sulbar belum ada kantor Bea Cukai namun BPS merujuk data Bea Cukai Pusat yang dalam item data ekspor tersebut terdapat asal daerah kokoditas serta jenis komoditas ekspornya,” timpa M La,bi.

Kemudian dari aspek Inflasi year on year (y-on-y) pada September 2025 tercatat sebesar 3,04 persen, dengan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Majene sebesar 3,08 persen. Kenaikan harga paling menonjol berasal dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau (6,64 persen), diikuti perawatan pribadi (4,14 persen), serta kesehatan (1,29 persen). Beberapa komoditas penyumbang inflasi antara lain beras, bawang merah, emas perhiasan, tomat, dan cabai merah. Di sisi lain, terdapat deflasi month to month (m-to-m) sebesar 0,14 persen, dipengaruhi oleh turunnya harga beras, tomat, dan gula pasir.

Baca Juga >>  Belajar Tanggap Darurat Sejak Dini, RA Islam Al-Kafaa Gandeng Damkar Polman Gelar Simulasi Pemadam Kebakaran

“Inflasi yang masih terkendali di kisaran 3 persen menunjukkan stabilitas harga relatif terjaga, meskipun kelompok pangan tetap menjadi faktor dominan yang perlu diantisipasi,” lanjut M La,bi.

Sementara itu, Nilai Tukar Petani (NTP) pada September 2025 tercatat sebesar 136,49, turun 1,55 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Penurunan ini dipicu oleh turunnya harga yang diterima petani (It) sebesar 1,46 persen, sementara indeks harga yang dibayar petani (Ib) naik 0,09 persen. M. La’bi menegaskan, “Kondisi ini mencerminkan daya beli petani yang sedikit tertekan, sehingga perhatian pada harga jual hasil pertanian menjadi kunci menjaga kesejahteraan mereka.”

Di sektor pariwisata, kinerja hotel dan perjalanan wisatawan menunjukkan dinamika beragam. Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang pada Agustus 2025 mencapai 27,13 persen, turun 1,47 poin dibanding bulan sebelumnya. Sebaliknya, hotel non bintang justru meningkat menjadi 23,01 persen, naik 3,01 poin. Rata-rata lama menginap tamu tercatat singkat, berkisar antara 1,00 hingga 1,47 hari. Dari sisi perjalanan, wisatawan nusantara asal Sulawesi Barat melakukan 361.462 perjalanan, sementara yang datang ke Sulawesi Barat tercatat sebanyak 356.766 perjalanan.

M. La’bi menjelaskan Pergerakan wisatawan masih fluktuatif. Kunjungan domestik cukup tinggi, namun tantangannya ada pada lama menginap yang relatif singkat.

Untuk transportasi, jumlah penumpang pesawat pada Agustus 2025 tercatat sebanyak 2.024 orang datang dan 2.025 orang berangkat, keduanya mengalami penurunan dibanding bulan Juli 2025. Pada angkutan laut, tercatat 2.067 penumpang datang dan 2.565 penumpang berangkat, dengan tren penurunan yang cukup signifikan dibanding periode sebelumnya.

Masih M La,bi Pergerakan transportasi yang cenderung menurun masih mencerminkan perlunya penguatan konektivitas antarwilayah, agar mobilitas masyarakat dan distribusi barang lebih lancar.

Secara keseluruhan, data resmi BPS Sulawesi Barat pada Agustus–September 2025 memberikan gambaran komprehensif mengenai perkembangan ekonomi daerah. Informasi ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah daerah, pelaku usaha, maupun masyarakat dalam menyusun strategi kebijakan dan perencanaan pembangunan ke depan./ham-asdar

Berita Lainnya