BANNIQ.Id.Mamuju.Pandemi Covid 19 yang melanda negeri ini hampir dua tahun terakhir, berdampak besar terhadap rutinitas kehidupan masyarakat.Hal tersebut terjadi mengingat kebijakan Pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19.Ditambah lagi dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebelum nya juga telah dilakukan Pembatasan Ssial Berskala Besar(PSBB) bagi daerah yang dinyatakan berada pada zona hitam atau merah dari penyebaran Covid 19.
Di satu sisi dengan penerapan kebijakan tersebut, efek terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat juga sangat berdampak.Bagi Perusahaan-Perusahaan pelayanan jasa terpaksa merumahkan sebahagian karyawannya, sebagai salah satu pilihan yang sulit namun tetap harus dilakukan untuk menjaga keseimbangan keuangan perusahaan agar tidak kolaps, karena produktivitas yang menurun akibat penerapan kebijakan-kebijakan tersebut.
Dampak Pandemi Covid 19 juga sangat dirasakan oleh para tukang dan buruh bangunan yang mengandalkan penyokong kehidupan keluarga dari jasa ini. Seperti halnya yang dirasakan suharyadi Seorang Kepala Tukang di Mamuju.
” Awa berlangsungnya Covid 19 memang sangat terasa, di masa-masa awal Covid tahun 2019 jasa pemanggilan untuk kerja bangunan sangat menurun, beruntung kalau ada order satu pekerjaan satu bulan,” jelas Suharyadi.
Dengan kondisi saat ini yang perlahan landainya kasus Covid 19, Suharyadi berharap kembali berangsur pulih,dengan melakukan kolaborasi bidang pertukangan seperti pemasangan atap dan plafon.
” Kami juga bisa mengerjakan bagian atap dan plafon, jadi kakao pekerjaan konstruksi sepi kami menunggu order pemasangan Atap dan plafon, mengingat tukang saya ada beberapa untuk menghidupi keluarga mereka,” imbuhnya.
Kemudian untuk bantuan pemerintah sebagai kompensasi penurunan order pekerjaan, suharyadienegadkan belum.pernahendapatkan bantuan kompensasi.
” Kami konsentrasi di pekerjaan jadi jarang kami mengikuti informasi terkait bantuan dari Pemerintah, sehingga saya tidak tau bagaimana caranya urus, tapi jika memang ada nanti dari Pemerintah kami berterima kasih,”harapnya.
Kemudian seiring berjalannya waktu, kembali permintaan order pekerjaan konstruksi tiga bulan terakhir banyak diterima oleh Suharyadi, ia menduga karena bantuan korban rumah terdampak gempa di Mamuju yang sudah cair.
” Alhamdulillah permintaan order kembali banyak tiga bulan terakhir bahkan kami kewalahan meladeni order pekerjaan, sangat banyak mungkin ini karena dana bantuan rumah terdampak gempa sudah cair jadi semua penerima bantuan ingin mengerjakan rumahnya secara cepat,” ucapnya.
Dengan order pekerjaan yang sangat banyak, dengan jumlah Tenaga buruhnyang terbatas sebut Suharyadi, terpaksa ia bekerja maraton dan lembur hingga malam hari.
” Karena banyaknya order, kemudian buru yang terbatas, terpaksa kami kerja maraton dan lembur hingga malam hari,” pungkasnya.abd.samad