BANNIQ.Id. Polewali – Jelang pelaksanaan Pemilu tanggal 14 Pebruari nanti sejumlah kekhawatiran akan terjadinya dugaan kecurangan dalam pemilu menyeruak, terutama parktik Money Politik. Praktik Politik Uang akan berdampak luas terhadap rusaknya esensi politik Elektoral, karena politik uang bak pasar gelap yang memperjual belikan suara.
“Proses pemilu yang dirundung politik uang ibarat pasar gelap jual beli suara. Itu dapat merusak esensi politik elektoral, Jelas Syahrir, Sabtu(27/1/24). Selain itu Syahrir menilai jabatan yang diraih dari proses kotor tidak akan mendapatkan berkah, karena seorang manuasi jika ingin dicatat sejarah adalah dia harus meninggalkan legacy yang baik bagi masyarakat.
Dan bila para anggota legislatif ketika terpilih dan semua terlahir dari Money Politik hal tersebut merupakan penghinaaan terhadap lembaga.
“Bayangkan apa yang akan terjadi kalau penghuni legislatif semua lahir dari mobey politic.. itu penghinaan terhadap lembaga, dan akan menciptakan legislator kurang bertanggung jawab terhadap tugasnya sebagai juru bicara masyarakat mengartikulasi dan agregasi aspirasi masyarakat,” imbuhnya.
Ditambahkan, Politik uang akan melahirkan keangotaan legislatif yg malas berkantor, akan lebih sibuk mencari cari cara mengembalikan biaya pemilu;
Untuk mengurangi praktik politik uang ini, sambung Caleg DPRD Provinsi Sulbar Dapil Sulbar II ini, partai Gerindra ini memberikan contoh nyata seperti metode dapat dimulai dari langkah sederhana, yakni bertemu masyarakat secara langsung.
Selain itu Syahrir juga berharap semua dapat menolak dan menentang politik uang karena mengikis dan merusak integritas demokrasi dan mengorbankan kepentingan rakyat.
” Politik uang telah mengikis integritas demokrasi dan mengorbankan kepentingan rakyat. Dengan keberanian untuk menolak dan menentang politik uang, ia berharap dapat menginspirasi para pemilih untuk lebih kritis dalam menilai para calon,” pungkasnya.I***