Jumat, Oktober 4, 2024

Difasilitasi Bappeda,Pemprov Gelar Rakerpim di Majene

- Advertisement -

Pj. Gubernur Sulbar, Prof. Dr.Zudan Arifakhrullah bersama Sekprov pada Kegiatan Rakerpim dalam Rangka Evaluasi hasil pelaksanaan RKPD-APBD Semester I tahun 2023(Photo:repro)

BANNIQ.Id. Majene. Pemprov yang dikordinir oleh Bappeda Sulbar hari ini, Selasa, 4 Juli 2023 menggelar Kegiatan Rapat Kerja Pimpinan (Rakerpim) dalam rangka evaluasi hasil pelaksanaan RKPD; APBD Semester I Tahun 2023 di Gedung BPMD Majene. Kegiatan ini dibuka dan dihadiri langsung oleh Pj Gubernur Sulbar, Prof.Dr.Zudan Arifakrulloh, didampingi Sekprov Dr.Muh.Idris DP dan dihadiri Oleh Kepala OPD danPejabat Administor dan Pengawas Lingkup Pemprov Sulbar.

Prof.Zudan melalui sambutan pembukaannya mengatakan, saat ini Provinsi Sulbar masih konsen terhadap penyelesaian 4 masalah yakni Kemiskinan, Stunting, Pernikahan anak, Anak Tidak Sekolah (ATS) dan Inflasi. saat ini sebut Prof.Zudan angka kemiskinan di Sulbar 11.92%, Kemiskinan Ekstrem sebesar 2.94%, Prevalensi Stunting 35%, Pernikahan Usia Anak 11.70%, ATS 44.493 Jiwa, Inflasi 2.27% dan komoditas Penyumbang Inflasi yakni, bawang merah, telur,ayam ras dan rokok kretek filter.

Untuk mengatasi masalah tersebut lanjut Prof Zudan, Pemprov telah mendesain program intervensi Penanganan, antara lain untuk masalah kemiskinan; penyaluran bantuan sosial Kube, penyaluran bantuan usaha ekonomi produktif (UEP) kepada LKS, Bantuan sosial sandang kepada LKS Lansia.” Kita juga memberikan pelatihan dan pendampingan bagi pelaku UMKM perempuan, dan pengelolaan jaminan kesehatan masyarakat, dengan Iuran PIB sebesar RP. 2.365.192.000,” jelasnya.
kemudian untuk masalah pernikahan usia anak program yang dilakukan meliputi; Pengembangan kebijakan pencegahan pernikahan usia anak, penyusunan kurikulum muatan lokal terkait perkawainan anak, dan peningkakatan sosialisasi pencegahan pernikahan anak dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Untuk penekanan angka Stunting sebut Prof Zudan, pemprov Sulbar melakukan intervensi penanganan berupa, pemberian makanan tambahan, penguatan kampanye perubahan prilaku melalui media kreatif. pelibatan pelaku konvergensi untuk memastikan Balita 0.59 bulan datang ke Posyandu dan sarana kesehatan lainnya.

Kemudian terhadap masalah ATS kata Prof Zudan program intervensi yang dilakukan antara lain; Melakukan pendataan melalui sistim informasi pembangunan berbasis Masyarakat (SIPBM), Deseminasi Hasil pendataan dan rekonfirmasi data, pelaksanaan Gerakan Kembali bersekolah. dan melakukan pemantauan perkembangan belajar anak yang telah kembali ke sekolah.

Khusus untuk pengendalian inflasi mash kata Prof Zudan, intervensi penanganan yang dilakukan yakni kegiatan pasar murah jelan HKBN, pengadaan cadangan pangan provinsi., pelaksanaan pemantauan harga, pemberian bantuan bibit ayam, bibit cabai dan benih sayuran. dan pemberian bantuan bibit tanaman pangan yang meliputi padi, jagung dan kedelai.I***

BERITA TERKAIT

Berita Populer

Komentar Pembaca

error: