BANNIQ.Id.Polewali. Kepengurusan Ponpes Al-Ihsan Kanang Dibawah pimpinan H.Adnan Nota berakhir dengan terbitnya SK PB DDI Nomor :PB-DDI/K.102/I/2022, dengan terbitnya SK ini dinilai oleh jaringan Alumni Ponpes Al-Ihsan Kanang telah memunculkan pro dan kontra, masyarakat terbelah menyikapi persoalan dan berkembangnya berbagai informasi terhadap proses pergantian kepengurusan yang dilakukan dengan cara-cara politik.
“Di tengah Dinamika Pondok pesantren yang menunjukkan dinamika yang menggembirakan dengan mengacu pada aspek sarana,kualitas tenaga Pendidik dan kualitas Alumni, nyaris tidak terdengar ada masalah serius., Namun dibalik itu semua,sekelompok masyarakat yang kemudian tidak puas dengan situasi pondok pesantren,kemudian melakukan gerakan senyap, mencoba mencari hal-hal yang terjadi di Pondok pesantren, dan menjadikan informasi-informasi itu sebagai bahan laporan kepada PB.DDI,” Terang Ketua Jaringan Alumni Ponpes Al.-Ihsan Kanang,Amiruddin, melalui rilis yang dikirim ke Redaksi Banniq Id,Sabtu(12/3).
Diutarakan lanjut oleh Amiruddin bahwa Sekelompok Masyarakat ini yang mengatasnamakan diri tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda dan lain-lain, kemudian melakukan pertemuan 08 Januari 2022 bertempat di Pondok pesantren DDI Ujung Lare dengan PB.DDI.
Beberapa masyarakat dari tokoh Adat, tokoh Agama, tokoh Pemuda, dan Mengatas namakan orang tua santri yang pada intinya Memohon perubahan pengurus.
Atas dasar inilah PB DDI mengeluarkan SK yang pada intinya memutuskan mendemisionerkan Pimpinan Pondok yang lama Dan Mengesahkan pengurus baru Pesantren DDI Kanang.
Amiruddin menyebut, Setelah terbitnya SK PB DDI nomor :PB-DDI/K.102/1/2022, pihak pengurus baru kemudian mengumumkan dihari Jumat bertempat di masjid Raya Masjid Nurul Huda batetangnga, dampak yang ditimbulkan adalah munculnya Pro dan kontra, berkembangnya banyak informasi dibalik proses pergantian pengurus yang cenderung melakukan cara-cara politik.
Pasca pengumuman masyarakat jadi terbela menyikapi, hal ini berdampak kepada santri dan kemudian beberapa wali santri mulai mempertanyakan situasi Pesantren pasca kudeta terjadi.
Di sisi lain kata Pegiat Medsos ini, Masyarakat mengaggap perkembangan pesantren selama ini sudah sangat baik mengapa dilakukan pergantian pengurus, padahal konfirmasi kami kepada pengurus lama DR.H.Adnan Nota, kepengurasannya 2019-2024 yang ditanda tangani oleh pengurus wilayah.
Atas terjadinya kemelut ini, Jaringan Alumni berharap sebut Amiruddin, PB DDI,PD DDI dan PW DDI untuk melakukan Tabayyun kepada pengurus lama.
“Sebagai Alumni kami berharap Pengurus PB.DDI, PD.DDI, Dan PW.DDI seyogyanya melakukan proses tabayyun kepada Pengurus lama, sehingga tidak ada asumsi asumsi negatif yang dapat merugikan orang-orang tertentu.,” Jelas Amiruddin.
Dengan konflik Kepengurusan yang terjadi masih kata Amiruddin melahirkan respon beragam di santri dan wali, yang banyak yang mendorong Alumni untuk mengkomunikasikan aspirasi para wali santri khususnya wali santri diluar Desa batetangnga, mereka sebahagian tidak puas dengan keluarny SK PB.DDI. Kemudian sebut Amiruddin , Beberapa santri berencana akan meninggalkan Pondok dan trauma mendengar Pemberhentian Pengurus Pondok pesantren.
Selain itu kata Amiruddin, Jaringan Alumni juga mengusulkan solusi kepada PB DDI untuk membentuk tim mediasi dua kelompok yakni pengurus lama dan baru.Kemudian Jaringan Alumni juga berharap lanjut Amiruddin, kepada PB DDI Untuk merevisi SK pengangkatan Pengurus Baru.
“PB.DDI diharapkan dapat meninjau kembali atau merevisi SK Nomor :PB-DDI /K.102/I/2022 Dimana Keluarnya SK SK tanpa Sepengetahuan Pengurus Wilayah yang telah berdampak terhadap perpecahan warga DDI dan perpecahan keluarga terkhusus masyarakat yang ada di desa Batetangnga,” Pungkasnya.
Untuk mendapatkan tanggapan dari pengurus baru Ponpes Al-Ihsan Kanang,Banniq.Id mencoba menghubungi salah satu kerabat pengurus, dan dijanji akan memberikan nomor kontak yang bisa dihubungi, namun sampai berita ini dipostkan, Banniq.id belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari salah satu pengurus baru Ponpes .|samad