KPID Sulbar Sosialisasikan Norma Penyiaran Melalui Kegiatan Safari Ramadhan

Facebook
WhatsApp
Twitter
Ketua KPID Mu’min bersama.santri dan santriwati Ponpes Ihyaul Ulum DDI Baruga usai kgiatan Sosialisasi Norma Penyiaran(foto:repro)

BANNIQ.Id. Majene. Pondok Pesantren merupakan tempat menempa karakter, budi pekerti dan juga tempat menimba ilmu agama para santri dan santriwati agar kelak dapat menjadi insan yang berakhlakul karimah.

Para santri dan santriwati pun dinilai sangat muda menerima pelajaran dan mudah menyerap berbagai rupa disiplin ilmu, pesantran bukanlah ruang yang sempit melainkan wadah yang maha luas untuk menampung beragam pengetahuan dari luar.

Berangkat dari hal tersebut, pada momentum bulan suci ini, KPID Sulbar melakukan safari Ramadan ke Pondok Pesantren Ihyaul Ulum DDI Baruga Majene untuk menularkan pengetahuan penyiaran kepada santri dan santriwati tentang siaran sehat dan berkualitas di televisi dan radio, 13 Maret 2025.

Ketua KPID Sulbar,Mu’min saat kegiatan Safari Ramadhan di Ponpes Ihyaul Ulum DDI Baruga Majene(foto:repro)

Di hadapan santri dan santriwati, Ketua KPID Sulbar Mu’min menjelaskan bahwa generasi muda atau yang lazim disebut gen z sejak awal mesti ditularkan dan dibekali pengetahuan tentang dunia penyiaran, sebab di era modern ini informasi begitu cepat terlihat, terdengar dan terbaca oleh kita melalui perangkat yang bernama handphone, padahal informasi itu belum tentu dijamin kebenarannya, sehingga bisa saja informasi yang kita lihat dan dengar itu justru menjebak dan menjerumuskan kita ke hal-hal negatif, ujarnya.

Dengan demikian dirinya meminta agar para santri dan santriwati lebih bijak dan berhati-hati menggunakan media sosial, jika mendapatkan informasi teliti dan telusuri dulu kebenarannya, saring dulu, bila informasinya nyata benar setelah dilakukan verifikasi maka boleh di share, tapi bila informasinya dinilai hoaks maka pastikan informasi itu hanya sampai kepada kita alias dihapus saja jangan di bagi lagi, supaya kita terhindar dari bahaya yang mengintai terkait penyebaran informasi atau berita palsu yang dapat menimbulkan berbagai dampak negatif termasuk potensi merusak citra diri sendiri.

Baca Juga >>  Agus Ambo Djiwa Siap Perjuangkan Aspirasi Nelayan di Lariang Pasangkayu

Mu’min mengajak para santri dan santriwati untuk kembali menonton televisi dan radio jika ingin mendapatkan siaran yang benar-benar sehat dan beritanya tidak mengandung kepalsuan, selain itu, siaran televisi dan radio sangat ramah dikantong, beda dengan gadget yang setiap minggu bahkan saban hari selalu menguras dompet dengan membeli data dan tentunya akan mengganggu sektor keuangan kita ucap Mu’min/***

Berita Lainnya