Jumat, Oktober 4, 2024

Sembilan Poin Penting untuk Penguatan Manajemen Pengurus Masjid

- Advertisement -

Maqdum Ibrahim, S.Th.I,MA Kasubag Bina Mental Spritual Biro Pemkesra Sulbar(foto:Ist)

Sembilan Poin Penting untuk Penguatan Manajemen Pengurus Masjid
*Oleh: Makdoem Ibrahim, S. Th. I., MA, (Kasubag. Bina Mental Spritual Biro Pemkesra)

Pengelolaan masjid sebagai satu dedikasi keagamaan diharapkan memiliki tata kelola kepengurusan Masjid yang beroriantasi kepada penguatan kelembagaan dan penguatan ritual rutin jamaah melalui ibadah yang dilaksanakan bersama-sama.

Untuk membangun keselarasan dan harmoni yang saling mendukung antara pengurus masjid dan jamaah, maka ada sembilan poin yang bisa menjadi titik perhatian,yakni:

  1. Tampung dulu keinginan jamaah dan ide-ide kreatif untuk dikembangkan. Bisa dengar pendapat, dialog non formal untuk meminta pendapat, saran melalui media sosial, dan lain-lain.
  2. Pilih apa saja yang mau dan bisa dikerjakan, maksimalkan fasilitas yang sudah tersedia. Libatkan sebanyak-banyaknya jamaah untuk memakmurkan masjid, mungkin terlibat sebagai pengurus, panitia kegiatan, pemikiran, fasilitas yang dimiliki, dana, ilmu dan pengalaman dan sebagainya.
  3. Buat struktur yang dibutuhkan, uraikan pekerjaannya, lalu tempatkan orang yang mau, cocok dan mampu untuk menjadi pengurus. Pengurus masjid harus orang yang baik (shaleh) karena ia harus menjadi teladan, teladan dalam shalat berjamaah, menghadiri majelis ilmu, akhlak dan sebagainya.
  4. Pengurus harus mendapatkan pembekalan bagaimana menjadi pengurus masjid, harus ada kesamaan persepsi dan langkah kerja agar bisa kerjasama. Pembekalan bisa dengan cara mempelajari secara bersama buku tentang masjid, nonton bareng video ceramah manajemen masjid (banyak di YouTube), kajian manajemen masjid sekalian rapat atau pelatihan manajemen masjid bersama pengurus masjid lain.
  5. Orang tua kita sudah mengurus masjid dengan baik pada masanya, sekarang zamannya sudah sangat berubah, baik sisi positif maupun negatifnya. Karena itu perlu terobosan baru, ide-ide kreatif sehingga pengelolaan masjid harus lebih baik lagi.
  6. Diskusikan masalah masjid kita secara serius, sopan, rileks/santai, tidak dibawa tegang, kurangi becanda yang tidak perlu, apalagi yang bisa menjatuhkan wibawa kita.
  7. Menjadi pengurus masjid adalah mau menjadi pelayan, bukan penguasa. Layani semua kalangan jamaah agar bisa beraktivitas di masjid dengan aman dan nyaman. Dari kanak-kanak sampai lansia, bahkan yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra dan pengguna kursi roda, kajau perlu ada layanan antar jemput.
  8. Jamaah harus mendapatkan ilmu yang dibutuhkan. Selenggarakan pengajian dengan klas-klas pilihan. Klas belajar bersuci dan shalat, klas belajar fiqih keluarga dari pernikahan sampai perceraian, klas ilmu waris, klas manajemen harta, dan sebagainya.
  9. Dana masjid harus dimanfaatkan secara optimal untuk membiayai aktivitas, merawat dan memperbaiki sarana dan prasarana, membeli barang yang penting dan dibutuhkan, memberi honor kepada petugas-petugas masjid, dll. Semua harus transparan dengan administrasi, ada bukti dan catatan pemasukan serta pengeluaran. Jamaah mau berinfak kalau memang dana dimanfaatkan dengan baik. Masjid itu duitnya harus banyak, tapi saldonya jangan banyak-banyak.

( Di Sampaikan pada Kegiatan Whorkshop Management Pengelolaan Masjid di Kab. Pasangkayu 21 sd 23 November 2023 )

Baca Juga >>   Terkait Penilaian Kinerja Pemerintahan, Aldin: Mengukurnya dari Capaian Program, Bukan Kehadiran
BERITA TERKAIT

Berita Populer

Komentar Pembaca

error: