BANNIQ.Id.Sulbar. Sebagai Bagian Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang memiliki kewenangan dalam menjalankan Urusan Otonomi Daerah berdasarkan pelimpahan kewenangan dari Pemerintah Pusat, Dinas Kesehatan memiliki peran penting dalam melaksanakan fungsi Pemerintahan di daerah, tak terkecuali untuk Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar.
Di era kepemimpinan dokter Muh.Alief Satria, Dinas kesehatan bergerak dan bekerja berdasarkan profesionalisme yang berbasis kinerja tentang semua urusan kesehatan yang menjadi Dinas Kesehatan Provinsi Sulbar.
Pengalaman dokter Alief yang selama 7 tahun lebih sebagai Kepala Dinas Kesehatan Mamuju Utara( Sekarang Pasangkayu) yang kemudian dipercaya Gubernur Sulbar HM Sebagai Kadis Kesehatan Sulbar pada tahun 2019, menjadikannya sebagai pimpinan OPD yang sangat berorientasi pada kinerja yang terukur, karena dengan kinerja yang terukur, ouoput dan outcome dipahami jelas oleh pegawai.
” Setiap program yang kita laksanakan harus memiliki perencanaan yang jelas, karena dengan begitu prosesnya juga akan dapat dicapai sesuai perencanaan, dari itu setiap pegawai yang melaksanakan program harus memahami Output dan Outcomenya, agar program tersebut efektif dan terukur dan kita tinggal melanjutkan progr tersebut pada jenjang atau fase berikutnya, jangan berulang dari awal,” Terang dokter Alief satu kesempatan pada Laman ini.
Guna ingin mengetahui proses program yang dijalankan oleh Pegawainya, Sambung dokter Alief, dirinya biasa melakukan gerakan intelejen turun langsung memantau pelaksanaan program tersebut ke Lapangan tanpa sepengetahuan Penanggung jawab kegiatan tersebut.
” Saya tipe orang yang tidak hanya ingin mendengar laporan, saya ingin mengetahui secara langsung proses pelaksanaan kegiatan, untuk itu saya kerap melakukan gerakan intelejen untuk memantau langsung Pelaksanaan kegiatan suatu program yang pegawai saya tidak tahu kalau saya ada di lokasi,” Imbuhnya.
Masih terkait dengan prinsif kinerja profesional di Dinas yang ia pimpin sebut dokter Alief, dirinya juga selalu mengedepankan kepada bawahan untuk selalu menyiapkan data pendukung terkait satu program, karena data tersebut sangat penting dalam menyusun dan melaksanakan program, biarpun Seribu retorika tertap kalh dengan satu angka.
” Data itu sangat penting, Satu angka dapat mengalahkan seribu retorika, ini yang selalu saya sampaikan ke pegawai di Dinkes agar menyusun dan melaksanakan program yang berbasis data, karena satu angka Mengalahkan seribu retorika,” Timpalnya.
Alief mencontohkan, tentang penanganan Stunting sebelum dirinya menjadi Kadis kesehatan pada tahun 2019, dimana proses penanganannya sudah cukup baik dan Sulbar telah berada pada posisi 4 progres penanganan.Namun sejatinya kata Alief, dua terakhir yakni pada tahun 2017 dan 2018, disitu sudah dapat terukur hasilnya.
” Seperti penanganan Masalah Stunting di Sulbar, tahun 2017 dan 2018 sudah diintervensi, mestinya hasilnya sudah terukur di situ apa yang telah dilakukan untuk mengurangi angka tersebut, tapi ini tidak ada ukuran capaian, karena itu diprogramkan lagi di tahun 2019, dan indikator capaiannya sudah jelas,” Sambungnya.
Dengan penerapan standar kinerja tersebut Alief menyadari pasti memiliki konsekuensi ke Jajaran Dinas kesehatan Provinsi Sulbar, yang mendukung pasti mereka yang betul-betul bekerja secara profesional, dan mereka yang sudah terbiasa dengan pola lama pasti tidak senang.
” Dengan ketegasan prinsif kerja profesionalis itu pasti selalu punya konsekuensi, bagi pegawai yang memang senantiasa bekerja dengan profesional pasti senang dengan kebijakan tersebut, tapi mereka yang sudah terbiasa dengan pola lama pasti tidak senang,” Pungkasnya.|mad