BANNIQ.Id.Mamuju.Ratusan masyarakat Tapalang, Kabupaten Mamuju menggelar acara syukuran dan ngobrol bareng atas berpasangan kembali Habsi-Irwan menuju pilkada Mamuju 2020.
Habsi Wahid yang merupakan Bupati Mamuju dan Irwan sebagai wakilnya akan kembali maju untuk periode keduanya.
“Kami dan sebagian besar masyarakat Kecamatan Tapalang berkomitmen tetap mendukung untuk melanjutkan pembangunan di pemerintahan Habsi-Irwan di tahun 2020,” kata warga setempat, Husni.
Acara yang dikemas dengan penuh kekeluargaan itu, dilaksanakan di Kelurahan Dayanginna, Kecamatan Tapalang Induk, dan dihadiri Irwan Pababari, Minggu (2/2/2020).
Sementara didepan masyarakat, Irwan mengatakan, pertemuan ini adalah takdir yang Maha Kuasa.
“Insya Allah pertemuan ini bukanlah sebuah pertemuan yang kebetulan tapi ini adalah takdir dan ini adalah bagian dari langkah awal kita untuk melanjutkan pembangunan yang kedua kalinya,” terang Irwan.
Irwan menjelaskan, banyak informasi hoax yang sengaja disebarluaskan terkait pemerintahan Habsi-Irwan yang katanya tidak ada pembangunan.
Secara logis, pemerintahan Habsi-Irwan baru berjalan empat tahun, tentunya dari empat itu perubahan wajah Kota Mamuju semakin terlihat, dibandingkan pemerintahan sebelumnya.
“Silahkan dilihat dan nilai sendiri bagaimana wajah Kota Mamuju sekarang ini dibanding sebelumnya,” kata Irwan.
Mereka yang berpikir bahwa tidak ada pembangunan di pemerintahan Habsi-Irwan mungkin selama ini sedang tertidur lelap.
“Pemikiran-pemikaran seperti itu jangan sampai merasuki pemikiran kita,” kata Irwan.
Disamping itu, Irwan membeberkan bagaimana memilih pemimpin yang merakyat. “Dalam memilih pemimpin, tentunya harus memiliki pengetahuan yang luas, pundaknya adalah sebagai penyandaran bagi yang membutuhkan, serta bisa merasakan apa yang dirasakan masyarakatnya,” sebutnya.
Tentunya dengan memilih pemimpin itu bukan dilihat dari segi latarbelakang keturunannya. Irwan mencontohkan, bukan berarti seseorang itu pernah jadi anak bupati kemudian dia juga pantas untuk jadi bupati. Kalau dilihat dari segi itu, maka semua orang yang ada dan yang bukan anak mantan bupati, dia tidak layak untuk jadi bupati. Pemikiran yang demikian itu sungguh tak perlu ditiru.
“Intinya, memilih seorang pemimpin itu karena adanya nilai-nilai kepantasan,” ucapnya.|sm-(Advert)