BANNIQ.Id.Mamuju. Kepala Dinas Pendidikan,Pemuda dan Olah raga (Dispora) Pemkab Mamuju, Jalaluddin Duka,S.Sos;M.Si menyerahkan bantuan seragam Sekolah kepada Aisyah, anak kurang mampu pasangan Muliadi dan Jumiati yang tinggal di Lingkungan Tima,Kelurahan Mamunyu Kecamatan Mamuju Kabupaten Mamuju, Senin(3/10).
Jalal, sapaan karib Jalaluddin Duka mengatakan awalnya dirinya mendengar informasi ada anak SMP yang terancam tidak sekolah karena tidak memiliki seragam sekolah, dirinya lalu memerintahkan staf untuk mengecek informasi tersebut dan melacak keberadaan anak yang diinformasikan.
” Pertama saya dengar ada informasi ada anak SMP yang terancam tidak lanjut sekolah karena tidak dapat membeli baju seragam sekolah, saya perintahkan staf untuk mencari keberadaan anak dimaksud, dan Alhamdulillah saat ini kita dapat hadir di sini,” jelas Jalal,sesaat setelah menyerahkan bantuan ke siswi Aisyah di rumah orang tuanya yang sempit, tempat dimana ia tinggal bersama 0rang tua dan enam saudaranya yang lain.
Bantuan tersebut sambung Jalal, merupakan kewajiban pemerintah kepada warganya agar tetap dapat melanjutkan sekolah dan tidak mesti berhenti hanya karena kendala seragam sekolah.
” Ini adalah kewajiban dan tanggung jawab saya selaku kadis,untuk memberikan bantuan kepada warga yang kurang mampu agar tetap dapat melanjutkan pendidikan, kita tidak ingin ada anak tidak bersekolah hanya karena orang tuanya tidak sanggup membelikan pakaian seragam,” jelasnya.
Tidak hanya itu, Jalal juga meminta kepada orang tua Aisyah tetap menyampaikan kepada dirinya maupun staf bila masih ada kekurangan kebutuhan sekolah dari Aisyah.
Selain menyerahkan bantuan seragam SMP dan SD, Jalal juga memberikan bantuan pribadi berupa uang tunai kepada orang tua Aisyah sebesar Rp. 1.000.000 untuk dipergunakan menopang kehidupan sehari-hari mengingat ayah dari Aisyah,Muliadi sudah tidak maksimal dalam mencari nafkah, karena kedua lengannya sudah diamputasi akibat kecelakaan yang dialaminya di tempat kerjanya di Jalan tuna Mamuju pada tahun 2017, kemudian ibunya Jumiati hanya bekerja sebagai buruh cuci.|***
