BANNIQ.Id.Sulbar. Upaya singkronisasi program Kepariwisataan Provinsi dan Kabupaten Se Sulbar, Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat, Gelar Forum OPD
Tahun 2021, yang berlangsung dari tanggal 18 s.d 19 Maret 2021 di Kawasan Desa Wisata Tondok Bakaru Kabupaten Mamasa.
Peserta Forum OPD ini, adalah para kepala Dinas pariwisata kabupaten, bagian perencanaan Dinas se Provinsi Sulawesi barat.Sedianya kegiatan ini akan dibuka oleh Sekertaris Provinsi Setdaprov Sulbar,Dr.Muh.Idris DP namun karena padatnya kegiatan lain yang tak kalah pentingnya, Kegiatan ini dibuka oleh Kadispar Sulbar,Drs.H.M Farid Wajdi,M.Si.
Kadispar Farid Wajdi mengatakan pada sesi penyampaian materi mengatakan, tujuan Penyelenggaraan Forum ini untuk mensikronisasi Program Kegiatan antar Dinas Pariwisata Provinsi dengan Dinas Pariwisata Kabupaten sehingga pembangunan kepariwisataan dapat terintegrasi, terhubung antara daerah.
” Jika terjalin singkronisasi program Kepariwisataan Provinsi dengan program Kepariwisataan kabupaten, dampak ekonomi akan semakin terasa, untuk itu pembangunan kepariwisataan di Sulawesi barat
memerlukan startegi mengembangkan 5 aspek kepariwisataan yaitu aspek pengembangan destinasi, pengembangan pemasaran, kelembagaan dan sumber daya manusia serta industry dan ekonomi kreatif,” Papar mantan dosen Akpar Makassar ini.
Terkait dengan strategi pengembangan pariwisata di Sulbar urai Farid, telah tersusun dalam satu konsep pengembangan yang disebut Golden Triangle Sulbar Marasa Tourism Depelovment.
” Untuk Starategi pengembangan kepariwistaaan Sulawesi barat kita telah buatkan konsep yang disebut Segitiga emas pengembangan destinasi perioritas , destinasi pariwisata sulbar Marasa, ( Golden Triangle Sulbar Marasa Tourism Development),” paparnya.
Farid mengurai lebih jauh kluster pengembangan kepariwisataan sulbar tersebut dibagi dalam tiga cluster. Cluster Marasa 1, terdiri Mamuju, Mamasa, Polman, Majene dengan 12 KSPP inti , sulbar.
Marasa 2 meliputi Mamuju Tengah dan Pasangkayu dengan 6 KSPP, sementara cluster
marasa 3 terdiri dari kepulauan Balak- balakang khusus untuk wisata Bahari seperti memancing diving dan sebagainya.
Selain pemetaan cluster pengembangan Kepariwisataan tersebut, sambung Farid, 3 cluster marasa ini harus saling terhubung , terkoordinasi dalam pola pengembanagan destinasi, pengembangan Ekonomi Kreatif (Ekraf) serta pemasaran, pemasaran Bersama antara destinasi yang berdekatan antar daerah.
Dari aspek perencanaan pengembangan Kepariwisataan tersebut, Kepala Bappeda Sulbar H.Khaeruddin Anas, selaku pemateri kedua dalam kegiatan ini menyampaikan materinya via virtual, mengungkap berbagai permaslahan yang
dihadapi oleh Dinas Parwisiata Sulawesi Barat antara lain; Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Barat
selama masa Pandemik Covid 19 mengalami penurunan ekonomi minus 2,4 persen.
“Penurunan perekonomian tersebut akibat banyaknya sektor usaha yang ditutup, akibatnya
banyak karyawan yang kehilangan mata pencaharian tak terkecuali pada sektor pariwisata,” bebernya.
Mantan Kadishub Sulbar ini menjabarkan lebih jauah bahwa, Pariwisata Sulawesi Barat belum memiliki icon pariwisata yang handal yang dapat
mengangkat provinsi Sulawesi Barat sebagai Destinasi wisata yang unggul baik secara
nasional maupun internasional.
Permasalahan utamanya sebut Khaeruddin antara lain; karena masih rendahnya kualitas
pembangunan manusia, masih tingginya angka kemiskinan, masih tingginya angka
pengangguran, rendahnya indeks daya saing daerah, pertumbuhan ekonomi yang
cenderung melambat dan menurun, dan masih rendahnya kualitas infrastruktur termasuk
inftastruktur sektor pariwisata.
Ragam masalah lainnya yang dihadapi Dispar Sulbar juga mencuat pada sesi diskusi antar peserta, beberapa masukan dari kabupaten Mamuju, Polman , Majene, Mamasa , Pasangkayu serta Mamuju Tengah tentang pentingnya pengembangan pariwisata meliputi : a). Adanya komitmen pimpinan utamanya terkait dengan pengganggaran di sector pariwisata baik Provinsi maupun daerah.
b). Membangun Pariwisata sangat dibutuhkan dukungan dari semua lintas sektor. c). Pembangunan sarana dan prasarana pariwisata.
d). upaya kita agar jalan dari Tator ke Mamasa, Polman ke Mamasa dan Mamuju ke Mamasa dapat segera rampung dan dilanjutkan jalan menuju ke lokasi tempat wisata.
“Upaya ini sangat diharapkan, agar wisatawan dapat menikmati perjalanan wisata dengan nyaman dan aman, ” Harap sejumlah peserta Forum.
Harapan lain yang mencuat di sesi Diskusi kegiatan ini, yakni agar forum lintas OPD Pemprov Sulbar, sejatinya juga dilaksanakan di salah satu destinasi Wisata di Sulbar salah satunya kawasan wisata Tondok Bakaru Mamasa.
Forum OPD ini diakhiri dengan kegiatan penutupan oleh Sekretaris Dinas Pariwisata Provinsi Sulawesi Barat Muh. Darwis.|asd