Tim PKM-RSH Unsulbar Serahkan Modul Debat To’dopuli Mandar di SMAN 2 Majene

Facebook
WhatsApp
Twitter

BANNIQ.Id. Majene. Tim Program Kreativitas Mahasiswa Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) resmi serahkan Modul Debat To’dopuli Mandar sebagai luaran tambahan penelitian yang berlangsung Juli–Agustus 2025 di SMAN 2 Majene. Modul ini juga telah resmi terdaftar sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan menjadi bukti konkret keberhasilan riset mahasiswa Unsulbar dalam mengembangkan inovasi pendidikan berbasis kearifan lokal.

Penyerahan pertama dilakukan di SMAN 2 Majene Selasa, belum lama ini. Kepala sekolah, Muslim A.T, S.Pd., M.Pd. berikan apresiasi atas lahirnya modul tersebut.

“Hal yang menarik dari modul ini adalah bagaimana mahasiswa dari latar belakang beragam justru mampu merumuskan istilah-istilah penting dalam budaya Mandar, seperti Sipamandaq dan Sipakatau, kemudian mengolahnya menjadi konsep To’dopuli Mandar. “pungkasnya

Ia juga berharap dengan modul ini dapat mendukung peningkatan akreditasi sekolah

“Upaya ini menunjukkan kepedulian generasi muda terhadap budaya lokal sekaligus kecerdasan mereka mengaitkannya dengan konteks debat ilmiah. Harapannya, modul ini dapat dicetak lebih banyak agar semua siswa SMAN 2 Majene bisa memanfaatkannya, bahkan menjadi bahan pendukung akreditasi sekolah,” tandasnya

Penyerahan kedua, Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah Kabupaten Perpusda). Kepala Perpusda menyambut dengan positif dan menekankan pentingnya kontribusi mahasiswa dalam memperkaya literasi daerah.

Ditengah keterbatasan koleksi buku, kepala Perpusda mengaku buku ini akan bermanfaat tidak hanya bagi siswa dan mahasiswa, tetapi juga masyarakat umum yang ingin mengenal lebih dekat bagaimana budaya lokal dapat diintegrasikan ke dalam pendidikan modern

Penyerahan terakhir berlangsung di Universitas Sulawesi Barat Rabu, 1 Oktober 2025, diterima Rektor Unsulbar, Prof. Dr. Muhammad Abdy, S.Si., M.Si

Rektor Unsulbar sampaikan harapan besarnya, tim bisa melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas)

Baca Juga >>  Bapperida Dukung Pemberdayaan Pengusaha Lokal Melalui Perda Nomor 3 Tahun 2005 Tentang Jasa Konstruksi

“Saya melihat modul ini bukan hanya sekadar produk penelitian, tetapi juga sarana penting untuk melestarikan budaya dalam dunia pendidikan. Harapan saya, Modul Debat To’dopuli Mandar dapat direplikasi di berbagai sekolah maupun daerah lain, serta menjadi langkah penting bagi tim ini untuk melanjutkan kiprahnya hingga ke ajang PIMNAS 2025,” tutur prof Abdy

Sebagai latar belakang, To’dopuli Mandar yang berarti “tali yang kuat” merupakan konsep yang dirumuskan oleh Tim PKM Turannapau Unsulbar dengan menyelaraskan nilai-nilai kearifan lokal Mandar ke dalam praktik debat ilmiah. Konsep ini menekankan tiga nilai inti budaya Mandar, yakni Sipamandaq (saling menghargai), Sipakatau (memanusiakan sesama), dan Siwaliparri’ (kerja sama). Ketiga nilai tersebut menjadi landasan dalam membangun tradisi debat yang tidak hanya kritis secara intelektual, tetapi juga santun,etis, dan kolaboratif.

Dengan diterimanya Modul Debat To’dopuli Mandar di tiga institusi penting, seperti sekolah, perpustakaan daerah, dan universitas, Tim PKM-RSH Turannapau berharap karya ini menjadi bentuk keberlanjutan program yang dapat dimanfaatkan secara luas. Lebih dari sekadar luaran penelitian, modul ini diharapkan menjadi inspirasi pengembangan kurikulum berbasis budaya lokal, serta dapat direplikasi di daerah lain, sekaligus memperkuat peran Unsulbar dalam menghasilkan inovasi pendidikan yang berakar pada kearifan budaya sekaligus berdaya saing nasional dan internasional.

Berita Lainnya