BANNIQ.Id.Pasangkayu.Herman Warga Desa Tampaure Kecamatan Bambaira Kabupaten Pasangkayu Provinsi Sulawesi Barat, adalah warga desa yang dikenal memiliki kreativitas yang tinggi, karena pria paruh baya ini dapat merubah limbah(baca: biji) salak menjadi minuman khas dan diklaim bekhasiat menyembuhkan beberapa penyakit.
Ide awal produksi serbuk biji salak yang dinamainya kopi Salak (Kopsal) Berkarya, hanya untuk coba-coba, mengingat setiap hari dirinya memetik buah salak di kebun miliknya seluar 1 Ha, yang berada di dekat tempat tinggalnya.
” ide awal produksi Kopsal ini, hanya coba-coba karena saya sebagai petani salak setiap harinya melakukan panen salak di belakang rumah, disitu saya berfikir untuk memanfaatkan biji salak olahan menjadi serbuk minuman yang kemudian saya namakan kopi biji salak atau Kopsal,” terang Herman kepada Banniq.Id di kediamannya sekaligus sebagai pusat produksi Kopsal Berkarya di Desa Tampaure Bambaira Kabupaten Pasangkayu, Sabtu(5/6/2021).
Serbuk minuman yang sajiannya seperti kopi yang kini dikenal dengan sebutan kopi biji salak, kata Herman diklaim berkhasiat dapat menyembuhkan berbagai penyakit seperti Hipertensi,asam urat dan diare.
” Kopsal ini kalau kita minum sensasinya itu langsung terasa, dan bila ingin diminum kiatnya sering diaduk karena serbuknya cepat mengendap, dan menurut komsumen yang sudah mencoba Kopsal ini berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit seperti Hipertensi, asam urat dan diare,” jelasnya.
Untuk mengolah biji salak menjadi serbuk kata Herman, butuh rangkaian proses yang dimulai dari pemisahan bijin dengan buah sampai dihasilkannya serbuk halus yang siap diseduh.
” Proses Pengolahannya, pertama biji salak dipisahkan dari buah lalu dijemur selama 5 hari, Selanjutnya, disangrai di kuali hingga matang. Setelah itu ditumbuk untuk mendapatkaan serbuk yang halus, dan siap untuk diseduh,” imbuhnya.
Produk olahan Kopsal yang diproduksinya sejak sepuluh tahun yang lalu kata Herman sudah dipasarkan selain di Pasangkayu, juga di beberapa kabupaten di Sulbar seperti Polman kemudian di daerah Morowali Sulteng serta Sulsel.
“ Selama ini saya memproduksi serbuk Kopsal ini sesuai pesanan, dan pemesan selain dalam wilayah Sulbar, juga dari Sulteng Harga kopi biji salak perkemasan dengan berat 250 mili gram kami banderol Rp20.000,” timpalnya.
Untuk keamanan produk olahan kopsalnya, Herman telah mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan kategori produ biji salak olahan dan baje(wajik) salak.
” Kalau sertifikasi halal sudah ada dari MUI tinggal Sertifikasi Produksi Pangan Industri Rumah Tangga(SPP-IRT) dari BPOM yang belum,” simpulnya.|asd