Jumat, April 26, 2024

BKKBN Optimis Angka Prevalensi Stunting di Sulbar Dapat Ditekan Hingga 28.49%

- Advertisement -

BANNIQ.Id.Sulbar. Sebagai salah satu institusi yang bertanggubg terhadap pe urunan angka stunting, perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sulawesi Barat menargetkan angka prevelensi stunting di Sulbar turun menjadi 28, 49 persen di akhir 2022 ini.

Hal tersebut disampaikan Kepala BKKBN perwakilan Sulbar Nuryamin, STP, pada kegiatan Rekonsiliasi dan Koordinasi Lintas Sektor Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Sulbar yang diselenggarakan di Grand Maleo Hotel Mamuju, Selasa, 22 November 2022.

Diketahui, Sulbar merupakan provinsi yang memiliki angka prevelensi stunting tertinggi urutan kedua di Indonesia. Dengan angka prevelensi stunting sebesar 33,8 %. Sulbar menempati posisi tertinggi kedua setelah Nusa Tenggara Timur (NTT).

Nuryamin, STP, MM pada kesempatan yang sama menyampaikan bahwa kegiatan yang diselenggarakan saat ini merupakan salah satu bentuk kolaborasi BKKBN Sulbar bersama Pemerintah Provinsi Sulbar dalam percepatan penurunan stunting di Sulbar. Kegiatan ini juga melibatkan partisipasi dari Pemerintah Kabupaten se-Sulbar, LSM, Media, TP-PKK, BKMT, Perguruan Tinggi dan mitra kerja lainnya.

“Mengingat persoalan yang saat ini kita hadapi sangat kompleks, maka semua pihak terkait harus dilibatkan. Pemerintah tidak bisa lagi jalan sendiri, tapi harus berkolaborasi dengan semua pihak,” ujar Nuryamin saat menyampaikan sambutan.

Selain itu, lanjut Nuryamin, kegiatan ini juga menindaklanjuti laporan evaluasi PPS semester I di Sulbar oleh BPKP Sulbar, yakni, pertama, belum memprioritaskan secara spesifik upaya PPS dalam rencana kerja pemerintah daerah; kedua, belum melakukan sinkronisasi perencanaan penganggaran antar dinas provinsi, DPRD serta pemangku kepentingan melalui Musrembang, rembuk stunting, dan berbagai skema pendanaan. Selanjutnya, ketiga, belum menyusun pedoman atau petunjuk teknis terkait PPS; keempat, belum mengembangkan database perencanaan implementasi RAN PASTI serta kelima, belum menyusun laporan kinerja.

Baca Juga >>   Rencana Kunker Presiden RI ke Sulbar, PLT Kesbang Ajak Masyarakat Menyambut dengan Sukacita

Pada kegiatan yang sama, Rusdiyanto Monoarfa selaku ketua pelaksana kegiatan menyampaikan tujuan pelaksanaa kegiatan ini adalah untuk menyelaraskan program Percepatan Penurunan Stunting (PPS) lintas sektor di tingkat Sulbar dan menyusun rencana kerja/aksi Strategi Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023-2026, dengan jumlah peserta yang hadir sebanyak 50 orang.

Berdasarkan Data Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2021, angka stunting Sulbar berada di 33,8 %. Kabupaten Polewali Mandar menjadi wilayah tertinggi angka stunting di Sulbar dengan 36,0 % Selanjutnya Kabupaten Majene di angka 35,7 %, disusul Kabupaten Mamasa berada di urutan ketiga tertinggi 33,7 %, lalu Kabupaten Mamuju 30,3 persen, Kabupaten Pasangkayu 28,6 persen. Sementara Kabupaten Mamuju Tengah dengan angka stunting terendah di Sulbar yakni 26,3 persen. MRT/***

BERITA TERKAIT

Berita Populer

Komentar Pembaca

error: