Krisis Air Bersih, Aliansi Mahasiswa Demo PDAM Tirta Manakarra

Facebook
WhatsApp
Twitter
Kabag Teknik PDAM Tirta Manakarra, Arman saat memberi keterangan Pers terkait aksi unras Aliamsi Mahasiswa Mamuju(foto:ham)

BANNIQ.Id. Mamuju. Protes layanan PDAM Tirta Manakarra Mamuju yang tidak maksimal memberikan pelayanan disyribusi Air bersih, Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Gerakan Mahasiswa Merdeka (AGMM) menggelar aksi demonstrasi di depan kantor Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Manakarra, Mamuju, pada Senin (19/5/2025).

Dalam aksinya, para pengunjuk rasa tidak hanya menyampaikan orasi tuntutan, tetapi juga melakukan aksi mencuci sepeda motor di depan gerbang kantor PDAM.

Aksi ini sebagai representasi kekesalan mereka terhadap kelambanan distribusi air yang dianggap menghambat aktivitas sehari-hari warga.

Koordinator lapangan aksi, Ahmad Firdaus, dalam orasinya menyampaikan bahwa gangguan aliran air bersih telah berlangsung selama berhari-hari dan bahkan berbulan-bulan di beberapa wilayah.

Ahmad menyoroti kondisi di kawasan Perumahan BTN Ampi, Jalan Pengayoman, di mana warga dilaporkan tidak mendapatkan akses air bersih sama sekali dalam kurun waktu yang sangat panjang.

“Sudah berbulan-bulan air bersih belum mengalir di BTN Ampi. Ini adalah masalah serius karena air bersih adalah kebutuhan mendasar. Warga sangat terdampak, aktivitas rumah tangga terganggu, kebersihan dan kesehatan juga terancam,” tegas Ahmad Firdaus kepada awak media.

Lebih lanjut, mahasiswa mendesak PDAM Tirta Manakarra untuk bertanggung jawab penuh atas kerusakan teknis yang menjadi penyebab utama terhambatnya pasokan air bersih. Mereka menilai, pihak PDAM terkesan lamban dalam mengatasi persoalan ini, sehingga penderitaan masyarakat terus berlarut-larut.

Sebagai langkah lanjutan, AGMM menyatakan akan membawa permasalahan krisis air bersih ini ke ranah legislatif.

Mereka berencana mendesak Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Mamuju untuk segera menggelar Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan pihak PDAM dan pihak terkait lainnya.

“Setelah aksi ini, kami akan menuntut DPRD untuk menggelar RDP. Kami ingin masalah ini ditangani secara serius dan transparan. Jangan sampai masyarakat terus menjadi korban ketidakbecusan PDAM,” tandas Ahmad.

Selain menuntut pertanggungjawaban dan tindakan konkret, mahasiswa juga mendesak PDAM untuk segera melakukan identifikasi menyeluruh dan perbaikan di seluruh titik wilayah yang terdampak gangguan air bersih.

Mereka berharap PDAM tidak hanya berdiam diri di kantor, tetapi turun langsung ke lapangan dan mendengarkan keluhan masyarakat.

“Kami meminta PDAM hadir di tengah persoalan ini, turun langsung ke lapangan, dan mengakomodasi keluhan masyarakat. Jangan biarkan warga terus-menerus hidup tanpa air bersih. Ini adalah pelayanan publik yang buruk dan harus segera diperbaiki,” lanjutnya.

Menanggapi aksi demonstrasi tersebut, Kepala Bagian Teknik PDAM Tirta Manakarra, Arman, yang menemui para pengunjuk rasa, mengakui adanya sejumlah kendala teknis yang menyebabkan terganggunya distribusi air bersih di beberapa wilayah.

Ia menyebutkan bahwa salah satu penyebab utama adalah kerusakan pada instalasi Tapodede akibat bencana longsor beberapa bulan lalu.

“Kami mengakui adanya gangguan distribusi air bersih. Salah satu faktor utamanya adalah kerusakan di instalasi Tapodede akibat longsor beberapa waktu lalu. Kerusakan ini memang berdampak signifikan pada kemampuan kami mendistribusikan air ke sejumlah wilayah,” jelas Arman.

Arman menambahkan, proyek penggalian drainase dan pelebaran jalan di sepanjang Jalan Martadinata turut menjadi kendala tambahan bagi operasional PDAM.

Proyek tersebut menghambat akses petugas untuk melakukan perbaikan jaringan pipa yang mengalami kerusakan.

“Proyek penggalian dan pelebaran jalan di Jalan Martadinata juga menjadi tantangan bagi kami. Aktivitas tersebut seringkali menghambat akses tim kami untuk melakukan perbaikan jika terjadi kebocoran atau gangguan pada jaringan pipa,” imbuhnya.

pewarta:irham,editor :asdar

Berita Lainnya