Budaya maritim orang mandar telah dikenal dalam catatan sejarah Maritim Indonesia, Mandar dikenal selain sebagai salah satu suku terbesar yang mendiami Provinsi Sulawesi Barat, Mandar juga dikenal dengan artefak Budaya Bahari yang sampai kini masih lestari di kalangan masyarakat Mandar terutama mereka yang mendiami daerah Pesisir Polewali dan Majene,yakni Perahu Sandeq.
Sandeq yang berarti Runcing, dalam bahasa Mandar menegaskan anatomi perahu Sandeq yang lincah, cepat dengan cadik sebagai penyeimbang haluan perahu.
Penulis budaya maritim mandar, Ridwan Alimuddin mengatakan Perahu Sandeq dulu digunakan oleh orang-orang mandar untuk menangkap ikan dan sebagai alat transportasi yang melayari Nusantara.
Dengan Perahu Sandeq yang lebur bersama jiwa para nelayan Mandar di Masa lalu, menjadikan nelayan mandar disebut sebagai Nelayan paling berani di Sulawesi.
” Orang mandar adalah suku paling berani di Sulawesi, mereka pelaut ulung dengan mengenderai Sampan bernama Sandeq,” Ujar Horst Libiener dikutip dari Destin Asian Indonesia.
Terciptanya Sandeq merupakan penyatuan dua kutub budaya yakni pegunungan dan Pesisir. Ridwan Menjelaskan satu ketika, bahwa Bahan baku untuk body atau badan sandeq diambil dari gunung(hutan) beserta bagian badan sandeq lainnya seperti Untuk Cadik, dari Bambu, tiang untuk layar juga diambil dari hutan di Wilayah Mandar, kemudian dibuat di pesisir dan digunakan untuk melintasi lautan.
Untuk kekinian, Fungsi Sandeq sudah bergeser mengingat perkembangan teknologi yang lebih akrab dengan mesin sehingga untuk fungsi sebagai sarana untuk menangkap ikan dan transfortasi tidak lagi, sekarang sandeq menjadi satu even aktraksi budaya yang disebut Sandeq Race.
Sandeq Race yang merupakan perhelatan lomba perahu sandeq yang digelar setiap tahun oleh Dinas Pariwisata Provinsi Sulbar dengan Route pantai Polewali dan finish di Pantai Manakarra Mamuju, dulu sebelum Berdiri Provinsi Sulbar,Routenya dari Majene dan Finish di Pantai Losari.
Untuk tahun ini, Sandeq Race tak digelar karena Pandemi Covid 19, anggaran untuk kegiatan tersebut direfocusing untuk ketahanan Kesehatan dan Sosial, meskipun para passandeq(orang-orang yang melayarkan sandeq).
” Kita belum bisa memastikan apakah lomba Sandeq Race akan kembali digelar di Tahun 2021 setelah tahun ini batal digelar karena Pandemi Covid 19, tergantung arahan pemerintah pusat terkait Anggaran di masa Pandemi ini,” Ujar Gubernur Sulbar,Ali Baal Masdar,Rabu( 04/11/2020).
Alibaal Menambahkan, Beberapa bulan lalu Pemprov Sulbar juga telah membuat dua perahu Sandeq untuk literasi bagi anak-anak yang ada di Pulau di Provinsi Sulbar. Perahu sandeq Pustaka tersebut diadakan oleh Dinas pendidikan dan Kebudayaan, sejumlah dua unit dan sekarang sudah berada di Mamuju.
Terpisah, Kadis Pariwisata Sulbar Farid Wajdi mengatakan meskipun tahun ini Sandeq Race ( SR) batal digelar, namun literasi tentang sandeq harus tetap jalan.
” Sandeq ini kan artefak budaya Mandar yang langkah, kita ingin literasi tentang Sandeq ini tetap berjalan meskipun SR tidak diadakan tahun ini, tapi bagaimana para turis ini ataupun orang di luar mandar mengenal lebih dekat tentang sandeq,” Ujar Farid.
SR yang alpa tahun ini untuk dilombakan, kata Farid mengingat Pandemi Covid 19 sehingga anggaran yang semula telah disusun, batal kemudian dilakukan refocusing untuk pembiayaan ketahanan kesehatan dan sosial.
” Tahun ini kita tidak selenggarakan SR mengingat Pandemi Covid 19, anggaran untuk lomba direfocusing, untuk ketahan kesehatan dan sosial, dan kami sepakat dengan tidak diselenggarakannya tahun ini,Coba kalau SR digelar dan orang terpapar Covid 19 karena Covid, kan lebih fatal,” Imbuhnya.
Kemudian untuk desain pelaksanaan di Tahun 2021,Farid belum bisa memastikan palah kegiatan itu dilaksanakan atau tidak.
” Kita belum tahu apakah SR 2021 akan dilaksanakan atau tidak, mengingat Pandemi Covid 19 belum berakhir, yang jelas kita mengacu ke Pemerintah pusat terkait Covid 19 apakah masih akan ada anggaran penanganan Covid di tahun 2021 atau tidak kita tunggu saja keputusan pusat, kami tetap usulkan anggarannya,” Pungkasnya.
Guna lebih memikat wisatawan baik dari dalam maupun dari luar Sulbar bahkan Mancanegara, Promosi SR harus lebih kreatif yang meliputi prosesi pembuatan Sandeq dan Historinya.
” Nama SR ini sebetulnya sudah mendunia, tinggal bagaimana meng- create paket wisata ini dengan sasaran untuk memikat orang luar untuk kembali datang menyaksikan SR, createnya tak melulu harus dengan anggaran yang besar, tetapi kemampuan untuk memadukan destinasi wisata dalam satu paket, contohnya paket wisata Exprience, atau mengajarkan pengunjung tentang sejarah dari destinasi wisata itu, seperti perahu sandeq ini,” Beber Sekertaris Tim percepatan pengembangan wisata bahari Kementerian pariwisata RI, Ratna Suranti, di sela Ceremony pelepasan SR 2019 lalu.|asdar
asdar