• ADVERTORIAL
  • Pemkab Majene Bersama BRI Kolaborasi Gelar Kegiatan Cegah Stunting

Pemkab Majene Bersama BRI Kolaborasi Gelar Kegiatan Cegah Stunting

Facebook
WhatsApp
Twitter
Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Majene, Drs. Mustamin,saat melauncing Gerakan Cegah Stunting Kolaborasi dengan BRI(foto:repro)

BANNIQ.Id. Majene. Stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang terjadi dalam jangka waktu panjang. Hal ini menyebabkan anak memiliki postur tubuh yang lebih pendek dari standar usianya, disertai risiko gangguan perkembangan kognitif. Di Indonesia, stunting masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan, baik dalam bentuk kasus akut maupun kronis.

Sebagai bagian dari upaya berkelanjutan untuk menekan angka stunting di wilayah Sulbar dan khususnya di Kabupaten Majene. Pemkab Majene bekerja sama dengan Bank Rakyat Indonesia (BRI) kembali menggelar program “Cegah Stunting Itu Penting” . Program ini diluncurkan secara resmi oleh Asisten I Bidang Pemerintahan Setda Majene, Drs. Mustamin, mewakili Bupati Majene H. A. Achmad Syukri Tammalele, dalam acara yang digelar serentak di lima regional office BRI.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Majene, dr. Rahmat; Camat Banggae, Hifni Zakariya; Kepala Puskesmas Banggae I, dr. Hj. Surijanti Baddu; Kepala Puskesmas Totoli, A. Nurriza Rachma, SKM., M.Kes; Kepala Puskesmas Pamboang, Muh. Taslim Mannan, S.Kep., Ners; serta Kepala Puskesmas Sendana I, Erwin, S.Kep., Ners, bersama perwakilan masing-masing wilayah.

Merujuk data Kementerian Kesehatan, prevalensi stunting di Indonesia mengalami penurunan dari 30,8% pada 2018 menjadi 21,5% pada 2023. Penurunan sebesar 9,3% dalam lima tahun terakhir ini menunjukkan adanya kemajuan, meskipun masih diperlukan upaya yang lebih intensif untuk mencapai target nasional

Capaian Program 2024 dan Target Baru di 2025 Selama tahun 2024, program “Cegah Stunting Itu Penting” berhasil memberikan dampak positif di wilayah intervensi. Program ini meliputi pemberian makanan bergizi, distribusi antropometri kit (alat ukur kesehatan), serta edukasi gizi kepada masyarakat. Dari total 2.418 anak yang menjadi sasaran intervensi, tercatat terjadi penurunan angka stunting sebanyak 359 kasus, atau setara dengan penurunan 10% di kalangan penerima manfaat.

Baca Juga >>  Optimalkan Penanganan Stunting, Bapperida Audiensi dengan Wagub Sulbar

Melanjutkan keberhasilan tersebut, BRI melalui program BRI Peduli akan memperluas cakupan program pada tahun 2025. Program ini akan digelar di tujuh regional, yaitu Padang, Yogyakarta, Manado, Denpasar, Makassar, Banjarmasin, dan Malang, dengan total anggaran mencapai Rp1.750.000.000. Khusus untuk wilayah Makassar, program ini mencakup Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat dengan alokasi dana sebesar Rp420.000.000. Kabupaten Majene menjadi salah satu lokasi fokus di Sulawesi Barat.

Melalui sambutannya, Mustamin menegaskan pentingnya kerja sama lintas sektor untuk mengatasi stunting.

“Stunting bukan hanya persoalan gizi, tetapi juga berkaitan dengan pola asuh, sanitasi, dan akses layanan kesehatan. Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta seperti BRI, dan masyarakat sangat krusial dalam upaya pencegahan stunting,” Jelasnya.

Melalui sinergi ini, diharapkan angka stunting di Kabupaten Majene dan wilayah lainnya terus mengalami penurunan, sehingga tercipta generasi yang lebih sehat, cerdas, dan produktif di masa depan./***

Informasi Lainnya