BANNIQ.Id.Polman.Kepala Pusat Kerukunan Umat Beragama Kementriaan Agama RI, Wawan Djunaedi saat menghadiri Kegiatan Orientasi Pelopor Penguatan Moderasi Beragama di Polman (28/05/22) mengungkapkan jika moderasi beragama bukanlah konsep baru yang ditawarkan kemenag dalam menjalankan sebuah ajaran agama.
“Sebenarnya moderasi beragama ini adalah konsep lama yang kembali dibumikan kemenag”
Menurutnya, Konsep moderasi beragama ini telah dipraktekkan para pendahulu dan pendiri bangsa jauh sebelum hal tersebut digaungkan kembali oleh Kementerian Agama.
Wawan mengungkapkan alasan utama lahirnya kembali gerakan moderasi beragama disebabkan oleh berkembangnya cara pandang, sikap dan prektek dalam beragama yang berlebihan (ekstreme).
Berkembangnya klaim subjektif dan pemaksaan atas tafsir agama, kepentingan ekonomi politik yang berpotensi memicu konflik juga menjadi masalah pokok yang menyebabkan munculnya kampanye gerakan moderasi beragama.
Lebih lanjut ia mengungkapkan jika berkembangnya semangat beragama yang tidak selaras dengan dengan cinta tanah air juga merupakan dasar konflik dicetuskannya kembali gerakan teraebut.
Dengan adanya gerakan moderasi beragama tersebut maka dibutuhkan pelopor dalam memberikan edukasi dan pemahama tentang konsep gerakan moderasi beragama agar tidak terjadi kesalahpahaman dilingkungan masyarakan.
Lulusan S3 UNJ ini pun berharap agar perserta kegiatan Orientas Penguatan Moderasi beragama menjadi garda terdepan dalam mensosialisasikan gerakana moderasi beragama di Sulawesi Barat.
Dibututuhkan pula kreativitas dalam menjalankan moderasi beragama sesuai dengan kultur serta budaya disetiap daerah, tandasnya.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Ratih tersebut juga dihadiri Ka. Kanwil Kemenag Sulbar, H. M. Muflih B. Fattah, dan Kepala Bagian Tata Usaha (Kabag TU) H. Suharli.|asdar