foto Surat Kemendagri tentang permintaan pengusulan nama penjabat bupati/walikota seluruh Indonesia yang masa jabatannya berakhir di tahun 2023(foto:repro)
BANNIQ.Id. Polman. Masa jabatan Andi Ibrahim Masdar (AIM) dan HM Natsir,Sebagai Bupati dan Wakil bupati Polman akan berakhir awal Januari tahun 2024, untuk melanjutkan kepemimpinan selama setahun ke depan sampai terpilihnya bupati Defenitif pada tahun 2024 di Pemkab Polman, Kemendagri akan menunjuk Penjabat Bupati, dan saat ini pihak Kemendagri telah melayangkan surat ke Ketua DPRD seluruh Indonesia yang Bupati/Walikotanya akan berakhir masa Jabatannya di tahun 2023.
Membincang siapa figur yang layak jadi PJ Bupati Polman sebagai kabupaten terbesar populasi penduduknya di Sulbar, Sekertaris DPC Partai Gerindra Polman, Makmun Mustafa, menyampaikan pandangannya.
Menurutnya, dalam kacamata Sosial politik dari dulu hingga saat ini, kabupaten Polman memiliki dua sumbuh kekuatan sosial yakni klan Masdar dan Mengga,tanpa menapikkan keberadaan simpul kekuatan lainnya. Nah dari pijakan itu, dibutuhkan sosok PJ yang dapat menjadi penengah dari dua kekuatan tersebut.
” Siapapun yang kelak ditunjuk sebagai Pj Bupati Polman, pandangan saya yang harus menjadi perhatian adalah dua kekuatan sosial politik di Polman, dan sosok yang dapat menjadi PJ adalah yang mampu jadi penengah dari dua kekuatan tersebut,” kata Makmun,Jumat (24/11).
Hal itu patut menjadi perhatian kata Makmun, karena Polman merupakan barometer politik di Sulbar, yang memang harus terbangun kondosifitasnya jelang pilpres,pileg dan pemilukada.
” Polman itu barometer Politik di Sulbar, sehingga memang harus terjaga kondosifitasnya, jelang pileg,pilpres dan pemilukada, dan jika terjadi riak itu bisa berfek ke kabupaten lainnya, untuk itulah menjadi sosok Pj yang dapat mengawal dengan pelaksanaan kontestasi politik tahun 2024 dari sumbuh kekuatan sosial politik di Polman,” imbuhnya.
Selain itu yang juga menjadi pertimbangan dari sosok PJ nanti adalah figur yang pengalaman membangun komunikasi politik dengan partai politik, karena ini juga menjadi indikator yang dapat mendukung terciptanya Susana kondusif dalam menjalankan pemerintahan setahun ke depan.
” Kembali saya tegaskan, siapapun yang kelak ditunjuk jadi PJ selain faktor dapat jadi Penengah dari dua sumbuh kekuatan sosial politik, sosok Pj yang dapat menjaga kondusifitas adalah yang pengalaman membangun komunikasi politik dengan partai politik,” pungkasnya.|***