BANNIQ.Id.Majene.Guna lebih mengenal Saqbe(Sutera) dan Museum Mandar Majene, Disparbud Menyelenggarakan pameran Temporer Daerah yang dibuka Kamis, (22/10/2020) Pembukaan kegiatan ini diikuti oleh PJS Bupati Majene HM Natsir, Pimpinan OPD Para Camat Lingkup Pemkab Majene. Ketua panitia M.Yasin melalui sambutannya mengatakan, Kegiatan Pameran Temporer Daerah adalah upaya untuk mengembangkan museum dan penyebaran informasi tentang keberadaan museum itu sendiri.
“Kegiatan pameran temporer daerah yang Fokus utama ditampilkan adalah kain sutra atau saqbe Mandar dengan corak atau sure’ masa dulu dan sekarang,” Ucapnya.
Yasin menambahkan Pameran tersebut Bertujuan untuk memperkuat data dan informasi koleksi museum, menjadikan museum sebagai media edukasi kepada para pengunjung, mewujudkan museum sebagai kebanggaan publik.
Di tempat yang sama, Kadis Budpar Andi Beda Basharoe mengatakan Museum Mandar menyimpan berbagai jenis koleksi baik masa prasejarah, kolonial hingga kemerdekaan dan kurang lebih 1.400 koleksi dari 10 jenis koleksi tersimpan disini.
Bangunan ini merupakan peninggalan kolonial Belanda yang dibangun sejak tahun 1908 nya ditempati sebagai Boyang Tomonge atau Rumah Sakit Umum.
“Adapun tema kegiatan pameran temporer daerah adalah merajut sa’be mengenal budaya lokal Mandar dengan merangkai tiga komponen kegiatan yakni pameran saqbe Mandar, lomba edukatif kultural museum dan belajar bersama di museum,” Ujarnya.
Sementara itu PJS Bupati Majene,HM Natsir yang sekaligus membuka secara resmi Pameran Temporer Daerah. mengajak kepada semua pihak untuk memanfaatkan museum Mandar sebagai satu media untuk generasi kita kedepan bisa berdialog dengan sejarah, karena saat ini nilai nilai kesejarahan itu akan semakin terkikis dengan perkembangan globalisasi. Anak anak kita sekarang sdh dihantui oleh perkembangan IT, mereka diajak untuk menggarap sejarah secara maya tetapi secara fisik mereka tidak punya waktu.
” Museum Mandar ini merupakan ikon satu satunya museum yang ada di Sulbar, oleh karena itu yang harus kita lakukan adalah bagaimana kita mampu mengembang beban kerja ini agar museum ini lebih bisa di populerkan, disinilah dibutuhkan mitra kerja yang terbangun dengan solid disemua lini. Dan yang paling utama adalah bagaimana kita membuat kebijakan kebijakan yang langsung menjadi aksi nyata. Kalau perlu Kadis. Budpar lebih banyak membuat MOU dengan berbagai pihak,” Harap Natsir.
Ia menambahkan kebijakan pengembangan museum bukan hanya kewenangan Pemkab, namun dapat juga diintervensi oleh Pemprov, sehingga kedepannya akan ada kolaborasi antara Sandeq Race dengan Sutra Mandar, agar Museum Mandar ini dapat menjadi salah satu sumber PAD yang ada di Kab. Majene.
“Bisa juga ada muatan lokal tentang museum yang dimasukkan dalam mata pembelajaran disekolah,” Simpulnya.|suf/asdar