BANNIQ.Id.Sulbar. Ketersediaan stok pangan untuk IKN Nusantara baik dalam proses pembangunan hingga resminya nanti sebagai Ibukota Negara yang baru menggantikan posisi Jakarta, tentu harus dipastikan dapat menjamin kebutuhan bagi masyarakat yang ada di wilayah tersebut. Untuk itu posisi Sulbar sebagai Provinsi penyanggah IKN diharapkan berperan dalam pemenuhan kebutuhan pangan, seperti Beras,daging dan sayur-mayur.
Untuk maksud tersebut,Dinas Tanaman Pangan,Holtikultura dan Peternakan(Distanak) Sulbar telah melakukan persiapan pembenahan infra struktur untuk meningkatkan produktivitas komoditas beras yang selama ini telah diantar pulauakan ke beberapa provinsi.
” Beras kita yang kita kirim ke beberapa provinsi seperti DKI,Kaltim,Kalsel dan Papua sekira 3000 ton perbulan, otomatis bila riil permintaan pasar dari IKN kelak pasti jauh meningkat dari 3000 ton saat ini,” jelas Kadistanak Sulbar,Ir. Mukhtar,MMA,Selasa(19/4).
Jumlah tersebut sambung Muhktar, hanya yang tergabung dalam Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi), belum masuk yang diluar Perpadi. Bahkan, karena diminatinya, lanjut Mukhtar beras Sulbar telah dipasarkan hingga ke Malaysia, oleh pelaku usaha yang ada di wilayah dimana beras Sulbar dikirim.
” Kami dengar juga info bahwa beras kita sudah dipasarkan ke Malaysia oleh pelaku usaha yang ada di sana,”ucapnya.
Untuk memenuhi pangsa pasar, apalagi untuk menyanggah stok pangan di IKN sebut Mukhtar,pihaknya bersama Perpadi terus meningkatkan kualitas beras Sulbar yang berkualitas ekspor.
” Kalau kualitas itu menjadi prioritas kita, makanya kami tantang DKI Jakarta bahwa Jenis beras apapun Sulbar bisa siapakan, apalagi belum lama ini ada penjajakan ekspor ke Brunai, kita sudah siap dengan kualitas ekspor dengan harga yang kompetitif, dan untuk menyanggah kebutuhan pangan di IKN Beras dari Sulbar bisa disuplai melebihi 3000 ton seperti yang ada sekarang,” lugasnya.
Selain komoditas Beras, Distanak Sulbar juga terus mengembangkan peternakan sapi dan kambing untuk menopang ketersedian daging baik lokal maupun untuk pasar di Luar Sulbar khususnya Kaltim sebagai wilayah IKN.
Meskipun demikian saat ini untuk penyediaan daging segar sambung Mukhtar masih terkendala Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang belum memadai.
” Untuk stock daging saat ini pengusaha kita masih mengirimkan sapi atau kambing dalam keadaan hidup, nanti dipotong juga disana kalau cara ini agak ribet dan keuntungannya relatif kecil, dibandingkan bila kita jual dalam bentuk daging segar, namun kita masih terkendala RPH yang belum memadai, disini kita butuh investasi untuk menyiapkan RPH yang layak dan sesuai standar,” pungkasnya.