Mahasiswa Prody Ilmu Politik Unsalbar saat mengikuti Seminar Nasional(photo:repro)
BANNIQ. Id. Majene – Program Studi Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sulawesi Barat (Unsulbar) Majene menggelar seminar nasional kepemiluan.
Prodi Ilmu Politik menilai berbagai tahapan pemilu yang segera dihadapi merupakan masa – masa krusial untuk kesuksesan pemilu, antara lain penetapan Daftar Calon Tetap (DCT), Kampanye, Logistik hingga Pemungutan suara.
Hadir sebagai pemateri utama, Pimpinan DKPP-RI, Dr. Ratna Dewi Pettalolo.
Seminar Nasional Pemilu Prodi Ilmu Politik, Unsulbar ini berlangsung di aula Theather Kampus Padha – Padhang, kelurahan Tande Timur, Majene, Jumat, 06/10.
Narasumber pada kegiatan nasional itu antara lain, Pimpinan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu – Republik Indonesia (DKPP-RI), Dr. Ratna Dewi Pettalolo, Ketua Pusat Studi Pemilu dan Politik Lokal (PUSMIPOL) Unsulbar, Farhanuddin, M.Si dan Ketua KPU Kabupaten Majene, Munawir, MT.
” Dalam kajian kami, semua tahapan pemilu itu penting. Namun mendekati pemungutan suara, urgensitas tahapan pemilu makin tinggi, misalnya kampanye, itu wajib menjadi perhatian bersama, jangan sampai kompetisi perebutan dukungan justru menjadi konflik berdarah, kita gelar seminar ini sebagai literasi akademik meningkatkan kualitas pemilu,” kata Ketua Program Studi Ilmu Politik, Asriani, M.Si yang juga menjadi moderator dalam seminar tersebut.
Seminar Nasional dibuka secara resmi Dekan FISIP Unsulbar, Dr. Burhanuddin. Sebelumnya ketua Panitia, Muhammad Ikbal menyampaikan laporan bahwa seminar bertema “Mewujudkan Pemilu yang demokratis dan Berintegritas” itu diikuti lebih 200 orang peserta terdiri atas dosen, mahasiswa serta unsur penyelenggara pemilu.
Pemilu Berintegritas
Pimpinan DKPP-RI Dewi Pettalolo mengapresiasi langkah Prodi Ilmu Politik FISIP Unsulbar yang menggelar seminar tentang pemilu karena menjadi sarana literasi bagi publik berpartisipasi aktif mengawal penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil.
” Pemilu merupakan amanah konstitusi, sehingga penting untuk memperoleh kepercayaan publik terhadap hasil penyelenggaran pemilu yang jujur dan adil,” kata Dewi.
Ia melanjutkan, integritas pemilu penting karena akan menguatkan legitimasi eksekutif maupun legislatif dalam penyelenggaraan pemerintahan.
” Para mahasiswa nanti saat selesai mencoblos, jangan langsung pulang, ikuti, pantau penghitungan suara, rekam, videokan proses penghitungan di TPS,” pesan Dr. Dewi.
Partisipasi
Ketua Pusat Studi Pemilu dan Politik Lokal (PUSMIPOL) Unsulbar, Farhanuddin menyampaikan, data jumlah pemilih tetap pada pemilu 2024 sebanyak 204.807.222 pemilih.
Jumlah pemilih pemula dan pemilih muda mencapai lebih dari 50 %, dengan rincian, pemilih berumur 17 sampai dengan 30 tahun mencapai 63 juta orang lebih, pemilih berusia 31 hingga 40 tahun mencapai 42 juta lebih.
Menurutnya, jumlah pemilih pemula dan pemilih muda yang tinggi itu sangat menentukan nasib bangsa, sehingga selain penting mendorong partisipasi menyalurkan hak pilihnya, yang lebih penting bagaimana anak – anak muda itu terlibat memantau, ikut mengawasi proses dan tahapan – tahapan pemilu.
” Demokrasi Deliberatif yang diperkenalkan Bessette (1980) adalah bentuk partisipasi lebih aktif warga negara, partisipasi model Deliberasi adalah proses sebelum memberikan suara mempertimbangkan pilihan-pilihan yang ada dengan teliti dan saksama.” kata Farhanuddin.
Sementara itu ketua KPU Majene, Munawir menyampaikan bahwa beberapa tahapan krusial penyelenggaraan pemilu kedepannya itu antara lain Distribusi Logistik, Pungut Hitung, Rekap Suara dan sengketa pemilu.
” Untuk adik – adik mahasiswa kami buka ruang untuk ikut serta di berbagai tahapan pemilu, misalnya saat penyiapan logistik, bisa ikut terlibat sortir dan pelipatan, kemudian terbuka juga kesempatan untuk menjadi penyelenggara di tingkat TPS yaitu KPPS,” kata Munawir.
Dalam sesi dialog, sejumlah mahasiswa menyampaikan ide dan harapan agar pemilu 2024 dapat berlangsung dengan lancar, integritas terjaga dan hasilnya legitimate.|***