BANNIQ.Id.Majene.Selain memiliki Wisata bahari yang menjadi Primadona masyarakat Majene dan kabupaten lainnya di Sulbar, yakni Pantai Dato’, Majene juga memiliki destinasi wisata sejarah berupa Museum yang terletak di atas ketinggian di lingkungan Timbo-timbo Kelurahan Pangali-ali kecamatan Banggae Kabupaten Majene.
Semula bangunan yang kini berfungsi sebagai Museum tersebut,merupakan bangunan peninggalan Pemerintahan Kolonial Belanda yang dibangun pada tahun 1908.
” Awalnya bangunan ini merupakan bangunan kolonial Belanda, kemudian menjadi Rumah Sakit pertama di Wilayah Mandar, dan sekarang menjadi Museum yang dikelola Pemkab Majene,” Kata Suriawan, Pemandu Museum Mandar Majene, kepada rombongan Peserta Fam Trip Wisata Sulbar Marasa I, Rabu (18/11/2020).
Ratusan Jumlah koleksi yang dimiliki oleh Museum Mandar Majene sambung Suriawan terdiri dari beberapa komponen seperti benda Bersejarah, seperti Keris,Tombak Keramik ada juga Biologi dan geologi.
” Ada ratusan koleksi yang dimiliki oleh Museum Mandar Majene terdiri dari benda bersejarah, seperti keris dan parang, keramik yang diperkirakan yang dibuat sekitar abad 12, ada geologi seperti posil dan lainnya,” Sambungnya.
Untuk peninggalan Belanda sambung Suriawan seperti Batu bata asli dari Belanda dan pipa Yang pernah digunakan di bangunan museum tersebut.
Terpisah, Kadis Pariwisata Sulbar Farid Wajdi menyampaikan apresiasi terhadap pengelola Museum Mandar Majene, dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Majene, yang telah mengembangkan dan mengusahakan ratusan koleksi benda bersejarah dan koleksi lainnya yang tersimpan di Museum Mandar Majene.
Guna lebih dikenalnya museum Mandar dengan koleksi yang dimilikinya, pinta Farid sejatinya ada edukasi secara kontinyu terhadap siswa-siswa SMA dan SMK di Sulbar untuk menjadi bagian dari proses pembelajaran, tujuannnya agar mereka lebih tuntas pengetahuan tentang sejarah yang sebahagian sudah di reflikasi pada koleksi Museum.
” Agar lebih berkembangnya museum Mandar di Majene ini sejatinya menjadi bagian edukasi secara kontinyu untuk siswa-siswa SMA dan SMK agar mereka paham tentang sejarah Majene yang pernah menjadi pusat pemerintahan Afdeling mandar, dan sudah direflikasi dalam bentuk koleksi benda bersejarah di Museum Mandar Majene,,” Harapnya.
Untuk mewujudkan harapan tersebut sambung mantan dosen Akademi Pariwisata Makassar ini, mesti dikomunikasikan dengan Kadis pendidikan untuk dibuatkan regulasi.
” Untuk mendukung hal ini, harus dikomunikasikan dengan Kepala Dinas Pendidikan sebagai leading sektor untuk dibuatkan regulasi sebagai dasar pelaksanaan, semoga beliau mendukung sebagai penguatan,” Pungkas Farid.|asd