BANNIQ.Id. Polewali. Transplantasi Terumbu Karang merupakan salah satu upaya rehabilitasi terumbu karang yang semakin
terdegradasi melalui pencangkokan atau
pemotongan karang hidup yang
selanjutnya ditanam di tempat lain yang
mengalami kerusakan atau menciptakan
habitat baru.
Di Sulbar yang dikenal sebagai daerah yang memiliki garis pantai yang cukup panjang dengan kandungan potensi yang ada di dalamnya, termasuk terumbu karang dan biota laut lainnya, namun karena ulah masyarakat sekitar pantai yang kerap tidak memperhatikan kelestarian terumbu karang, bahkan rusak karena aktifitas eksploitasi ikan dengan menggunakan bom dan obat bius. Tidak terkecuali di perairan di desa Tonyaman, yang sejak tahun 1990an aktifitas tersebut marak di area perairan ini.
Untuk mengembalikan keutuhan terumbu karang yang berada pada kondisi kritis karena ulah masyarakat yang tidak melestarikan gugusan terumbu karang, Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Sulbar mencanangkan program Transplantasi Terumbu karang, bibit karang sendiri diambil di area perairan di desa Tonyaman.
” Kegiatan transplantasi ini terdiri dari beberapa rangkaian, yakni survey penyelaman, kemudian pemasangan bibit karang pada kerangka besi, lalu penenggalaman bibit karang yang sudah terpasang di wadah besi ke dasar laut,” jelas kordinator teknis Program Transplantasi Terumbu karang di desa Tonyaman, Aco Aswar,S.Pi.Pada Sabtu(22/10).
Setelah proses itu sebut Aco,Sapaan karib Aco Aswar kegiatan penting lainnya, yakni monitoring terhadap bibit karang yang sudah ditenggelamkan, untuk memastikan apakah bibit tersebut tetap berada di tempatnya dan dipastikan apakah karang tersebut berkembang.
” Kegiatan monitoring harus dilakukan secara baik sebagai bahagian dari pemantauan perkembangan bibit terumbu karang yang kita sudah tenggelamkan, paling tidak interval waktu monitoringnya satu bulan sekali,” pungkasnya.|***
