BANNIQ.Id. Sulbar. Program Penanganan masalah 4+1 yang dilaksanakan secara lintas OPD lingkup Pemprov Sulbar, yang tujuannya untuk percepatan penanganan masalah tersebut, tidak terkecuali bagi Dinas Perumahan Dan Permukinan (Perkim) Sulbar. Kepala Dinas Perkim Saharuddin,SE , Jumat (26/8) mengatakan untuk Dinas Perkim Sulbar sendiri terkait Penanganan 4+1 tersebut telah Melaksanakan Rakor dengan Pemkab Majene yang dipimpin langsung oleh Wakil Bupati Majene Arismunandar.
” Berdasarkan intervensi yang kami lakukan sesuai kesepakan rapat kordinasi dengan Pemkab Majene, kami mengunjungi dua desa yakni desa Sulay dan desa bambangan, untuk mengetahui kondisi rill terkait Kemiskinan ekstrim, Stunting, ATS, pernikahan anak,” jelas syaharuddin.
Dari pemantauan langsung tersebut khususnya di desa Sulay, kata Syaharuddin memang nampak dari luar rumah mereka bagus ,namun ketika kita masuk ke dalam kondisinya sangat memprihatinkan.
” Terkait kemiskinan ekstrum yang kami deteksi di Desa Sulay, memang rumah mereka jika kita lihat dari luar memang tidak termasuk dalam kategori kemiskinan ekstrim, namun ketika kita masuk ke dalam maka kita melihat kondisi yang sangat memprihatinkan, karena kalau rumah mereka baru selsai direhab karena mendapatkan bantuan rumah terdampak gempa,” beber Syahar.
Untuk intervensi langsung yang dilakukan oleh Pihak Perkim sambung syaharuddin, terhadap masyarakat yang masuk kategori kemiskinan ekstrim dan Stunting di dua desa yakni Sulay dan Bambangan, bersumber dari dana patungan dari Pegawai Perkim yang disisihakn dari Perjalanan dinas.
” yah jadi intervensi langsung yang kami lakukan terhadap masyarakat dengan kategori Miskin ekstrim dan Stunting, kita memberikan bantuan langsung kepada mereka yang anggarannya bersumber dari donasi dari Pegawai Perkim yang menyisihkan dari biaya perjalanan dinasnya,” tandasnya.
Kemudian untuk masalah ATS, Jajaran Perkim juga telah melakukan rekonfirmasi data langsung ke titik lokasi, di Kecamatan Malunda, yakni SMA Malunda, Sebagaimna data yang ada, terdapat 500 anak yang putus sekolah di Kecamatan Malunda.
” Untuk ATS kami juga telah turun langsung mengecek kondisi Rill sesuai data yang menyebut ada 500san anak putus sekolah, namun setelah kita mendatangi langsung satu sekolah yakni di SMA Malunda, memang ada 29 anak yang terdeteksi ATS, namun penjelasana dari sekolah bahwa sebahagian besar akan kembali bersekolah hanya 2 saja yang memang tidak bisa lanjut karena sudah menikah,” pungkasnya.I***