BANNIQ.Id. Mamuju. – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Sulawesi Barat hari ini, Selasa, 1 Juli 2025, merilis hasil statistik terkini. Laporan yang dipimpin oleh Plt. Kepala BPS Sulawesi Barat, M. La’bi, S.Si., MM, ini menyoroti inflasi tahunan periode Juni 2025 yang mencapai 2,57%. Angka ini dianggap sangat ideal, terutama jika dibandingkan dengan inflasi bulanan (month-to-month) yang tercatat cukup rendah, tidak sampai satu persen.
M. La’bi menjelaskan bahwa pemicu utama inflasi tahunan adalah kelompok bahan makanan, dengan beras menjadi komoditas yang paling dominan. “Memang beras ini cenderung di Juni dan Mei masih tetap tinggi secara year-on-year-nya,” ungkap M. La’bi.
Situasi ini menciptakan dilema bagi pemerintah. Di satu sisi, pemerintah memiliki kewajiban untuk mengendalikan inflasi agar tidak terlalu membebani konsumen. Namun di sisi lain, pemerintah juga perlu melindungi petani pangan, khususnya petani padi, dengan menjaga Nilai Tukar Petani (NTP) tetap stabil di angka 100 atau di atas 100. Selama ini, NTP cenderung berada di bawah 100, yaitu sekitar 98.
M. La’bi mengapresiasi langkah pemerintah dalam menjaga keseimbangan antara kepentingan petani dan konsumen.
“Saya melihat pemerintah dalam hal ini sangat cerdas melakukan keseimbangan antara menguntungkan petani dan melindungi konsumen,” ujarnya.
Inflasi 2,57% dianggap masih dalam konteks yang wajar, mengingat komoditas lain cenderung stabil kecuali beras. Fluktuasi harga beras ini, menurut M. La’bi, tidak bisa serta-merta diturunkan oleh pemerintah karena akan berdampak pada penurunan NTP di sektor tanaman pangan. Jika NTP berada di bawah 100, hal itu dapat mengindikasikan kurangnya rangsangan bagi petani untuk menanam padi, yang pada akhirnya bisa menyebabkan kekurangan pangan.
pewarta:irham,editor:asdar