Selasa, November 26, 2024

Terimbas Badai Corona, Akmal Tetap Setia Jual Kue Pukis

- Advertisement -
Penjual kue pukis di Mamuju,Akmal (photo:Banniq)

BANNIQ.Id.Feature.Pandemi Covid 19 yang melanda negeri ini hampir dua tahun terakhir, berdampak besar terhadap rutinitas kehidupan masyarakat.Hal tersebut terjadi mengingat kebijakan Pemerintah untuk menerapkan protokol kesehatan (Prokes) sebagai salah satu upaya untuk memutus mata rantai penyebaran Covid 19.Ditambah lagi dengan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) sebelum nya juga telah dilakukan Pembatasan Ssial Berskala Besar(PSBB) bagi daerah yang dinyatakan berada pada zona hitam atau merah dari penyebaran Covid 19.

Di satu sisi dengan penerapan kebijakan tersebut, efek terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat juga sangat berdampak.Bagi Perusahaan-Perusahaan pelayanan jasa terpaksa merumahkan sebahagian karyawannya, sebagai salah satu pilihan yang sulit namun tetap harus dilakukan untuk menjaga keseimbangan keuangan perusahaan agar tidak kolaps, karena produktivitas yang menurun akibat penerapan kebijakan-kebijakan tersebut.

Pelaku industri kecil dan menengah maupun industri rumahan juga merasakan dampak terpaan badai corona, omset penjualan menjadi menurun karena aktifitas dan pergerakan sosial masyarakat sebagai komsumen dibatasi sebagai langkah untuk mendukung penekanan Covid 19.

Di tengah terpaan badai Corona tersebut, penjual.kue pukis di Mamuju,Akmal juga merasakan dampak Pandemi Covid 19, sebelum corona penjualan kue pukisnya yang ada 4 lokasi penjualan di Kota Mamuju mengalami penurunan omzet penjualan.

” sebelum adanya Covid 19 penjulan lumayan bagus bisa sampai Rp.500.000 /hari dari 4 tempat penjulan di Mamuju, setelah ada Pandemi kami hanya bisa meraih untung sekira Rp.200.000 sampai 300.000,” ujar pria paruh baya ini.

Kendatipun demikian, Akmal tetap eksis untuk mencetak kue pukis setiap hari termasuk 3 tempat lainnya, yang dihendel kakak dan adiknya. Untuk modal sendiri, Akmal setiap hari membuat adonan 50 liter terigu ditambah gula pasir dan seres sebagai bahan baku untuk adonan dengan modal sekira Rp.900.000.

” Untuk modal perhari sekira Rp.900.000 untuk empat tempat penjulan dengan harga Rp 2000 untuk tiga pukis rasa kacang dan coklat, ” Ujar pria paruh baya asal Semarang ini.

Akmal berharap, situasi Pandemi segera berakhir agar semua kembali normal termasuk omset usahanya.

” Kami berharap Pandemi ini segera berakhir, agar kehidupan semua normal,termasuk omzet penjualan kami kembali lagi seperti dulu,” pungkas ayah 3 anak ini.|Abd.Samad

BERITA TERKAIT

Berita Populer

Komentar Pembaca

error: