• CEREMONY
  • Kesetiaan Parmin Sebagai Petugas Kebersihan IKB Fatimah Mamuju, Antara Asa dan Dedikasi

Kesetiaan Parmin Sebagai Petugas Kebersihan IKB Fatimah Mamuju, Antara Asa dan Dedikasi

Facebook
WhatsApp
Twitter
Parmin Petugas Kebersihan Institut Kesehatan dan Bisnis (IKB)Sitti Fatimah Mamuju(foto:ham)

BANNIQ.Id. Mamuju. Diantara suasana perkuliahan di kampus Institut Kesehatan dan Bisnis (IKB). St. Fatimah Mamuju, dengan lingkungan kampus yang selalu asri terdapat sosok sederhana dengan perannya yang besar untuk memastikan kenyamanan mahasiswa mengikuti perkuliahan dengan kondisi ruangan yang bersih.

Dialah Parmin, petugas kebersihan (cleaning service) berusia 60 tahun yang telah mengabdikan dirinya selama puluhan tahun di kampus yang dulunya bernama Stikes Fatimah Mamuju.

Kamis (24/04/2025), saat parmin ditemui jurnalis Banniq.Id di area kampus STIKES Fatimah. Dengan senyum ramahnya, ia berbagi kisah perjalanan panjangnya sebagai bagian tak terpisahkan dari institusi pendidikan yang sudah banyak menghasilkan alumni dan mengabdi sebagai tenaga kesehatan di berbagai fasilitas kesehatan di Sulbar ini.

Parmin mengisahkan, awal pengabdiannya sekitar tahun 2000-an, Parmin mengenang honor pertamanya sebesar Rp500 ribu rupiah. Sebuah angka yang mungkin terasa kecil saat ini, namun menjadi tumpuan hidupnya kala itu. Setelah lebih dari dua dekade berlalu, pada tahun 2023, pihak kampus memberikan apresiasi atas loyalitasnya dengan menaikkan honornya menjadi Rp1,5 juta rupiah.

Suasana kampus IKB Fatimah Mamuju yang nampak selalu Sejuk dan bersih(foto:ham)

Rutinitas Parmin dimulai sejak pukul 07:00 pagi dan seringkali baru berakhir menjelang pukul 19:00 malam. Ia bertanggung jawab menjaga kebersihan seluruh area kampus, memastikan lingkungan belajar tetap nyaman dan kondusif bagi para mahasiswa dan staf pengajar.

Di balik kesederhanaannya, Parmin memiliki tanggung jawab besar sebagai kepala keluarga. Ia memiliki delapan orang anak, satu di antaranya adalah anak kandung dari pernikahan pertamanya.

Setelah sang istri tercinta meninggal dunia pada tahun 2014, takdir membawanya kembali menemukan tambatan hati pada tahun 2023. Dari pernikahan keduanya, ia dikaruniai tujuh orang anak tiri.

Dalam menjalankan tugasnya sehari-hari, Parmin tak menampik adanya tantangan. Salah satu keluh kesahnya adalah perilaku sebagian kecil mahasiswa yang kurang peduli terhadap kebersihan lingkungan dengan membuang sampah sembarangan.
Padahal, pihak kampus telah menyediakan banyak tempat sampah di berbagai sudut.

“Kadang capek juga harus membersihkan sampah yang tidak pada tempatnya. Padahal tempat sampah sudah banyak,” ujarnya

Kendati demikian, Parmin tetap menaruh apresiasi yang tinggi kepada pihak kampus. Ia merasa diperhatikan, terutama ketika ada kegiatan-kegiatan kampus di mana ia turut dilibatkan dan mendapatkan tambahan bonus atas kerjas kerasnya.

“Saya berterima kasih kepada kampus karena kadang kalau ada acara, saya juga ikut dipanggil kerja dan dapat tambahan penghasilan,” ungkapnya.

Di usia senjanya, harapan sederhana Parmin adalah agar IKB Fatimah Mamuju terus berdiri kokoh. Baginya, kampus ini bukan hanya sekadar tempat ia bekerja, tetapi juga sumber utama penghidupan bagi keluarganya.

“Saya berharap kampus ini selalu ada. Dari sinilah saya bisa mencari rezeki untuk menghidupi anak-anak saya,” tuturnya.

Kisah Parmin adalah cerminan dari dedikasi dan loyalitas seorang pekerja yang mungkin seringkali luput dari perhatian. Namun, perannya dalam menjaga lingkungan kampus tetap bersih dan nyaman adalah kontribusi yang tak ternilai harganya.

Semoga apresiasi dan perhatian terus mengalir kepada sosok-sosok seperti Parmin, yang telah mengabdikan hidupnya demi kemajuan institusi pendidikan.

Pewarta: Irham, editor: asdar

Informasi Lainnya