BANNIQ.Id.Opini.Kultum Subuh di Mesjid Nurul Padang Baka’ di hari ke tiga puasa tgl 15 April 2021 di isi oleh Bapak Dr H Mahyuddin Abdullah S,Ag, M.Pd (Anggota DPRD Kab Mamuju Komisi II )
Puasa Lahiriyah dan Bathiniah
Ujung dari ibadah puasa ini adalah La’allakum tattakum sebagimana dibtegaskan dalam surat Al-Baqarah.
Untuk bisa sampai k taqwa ini, maka Allah meberikan rambu2, tapi kadang kita mau seauatu atau ibarat naik ke gunung tapi kita tdk akan sampai, karena tujuan kita yg tidak benar, tindakan kita yang salah oleh karena itu rambu dimaksud Allah SWT adalah Puasakan kahiriayahmu dan Bathiniahmu
orang yang berpuasa itu bukan cuma lahiriyahnya saja tapi juga bathinnya, puasa lahiriyah sudah jelas Sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari manusia menahan diri dari makan, minum, dan jima’. Kalau ia mau ia bisa saja melakukannya. Toh tidak ada yang mengetahuinya. Saat berada di rumah yang tertutup, di dalam kamar yang terkunci, tidak ada orang lain yang mengetahui jika ia makan atau minum. Tetapi ia tidak melakukannya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Hal-hal apa di anjurkan oleh Allah SWT dalam berpuasa bathin yang
pertama; tdk boleh sombong “tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya ada kesombongan, kesombongan itu bisa akibat dari kekayaan, tingkat syratifikasi, merasa dironya kuat status sosial, bukan cuma itu tapi jikalau seseorang tdk mau sujud kepda Allah SWT inilah sombong yang paling besar
Kedua ;mempuasakan hati dari penyakit-penyakit ruhiyah seperti dengki, iri, marah, kecintaan pada dunia, dan sebagainya.
لاَ تَبَاغَضُوا ، وَلاَ تَحَاسَدُوا ، وَلاَ تَدَابَرُوا ، وَكُونُوا عِبَادَ اللَّهِ إِخْوَانًا
“Janganlah kamu saling membenci, saling memutushubungan, saling mendengki, dan saling bermusuhan. Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara” (HR. Bukhari dan Muslim),
Ketiga ; kaga lidah, prasangka buruk,
menjaga pikiran dari membayangkan hal-hal yang disenangi syahwat dan dibenci syariat, serta dari tipu daya dan pikiran destruktif lainnya.
Sebagai kesimpulan bahwa Di antara hal-hal yang merusak puasa seperti disebutkan dalam hadis Nabi SAW yang bersumber dari Jabir dari Anas ra. “Lima perkara yang membatalkan puasa, yaitu: berkata dusta, menggunjing orang lain, mengadu domba, sumpah palsu, dan pandangan dengan syahwat”.
Sehingga makna puasa bagi kaum sufi bukan sekedar menahan dahaga dan lapar di siang hari, namun hakikat puasa bagi mereka menahan gerak anggota tubuh dari apa yang diharamkan, bahkan mereka menjaga khatar gerak hati mereka dari lalai mengingat Allah|asd