BANNIQ.Id.Sulbar.Belakangan informasi terkait pengelolaan bantuan pasca bencana oleh BPBD Sulbar, menjadi viral di media sosial dan daring, pasalnya kepala BPBD Sulbar Drs.H.Darno Majid dituding tidak menyalurkan sekitar 4000 tenda(terpal) untuk masyarakat korban gempa, issu ini mencuat saat hearing Kepala BPBD dan OPD terkait dengan Pansus Penanganan Pasca Bencana DPRD Sulbar beberapa hari lalu.
Menepis issu yang sudah viral tersebut, Darno Majid,Kamis (18/2/2021) usai memberikan klarifikasi di Kejati Sulbar, memberika klarifikasi terkait issu yang dikatakan tidak benar tersebut.
” Jadi terkait issu adanya terpal 4000 yang tidak dibagi itu tidak benar, sudah tersalur 90an persen ke masyarakat, issu ini muncul saat kami memberi penjelasan terkait bantuan tenda tersebut, karena pengadaan tenda ini diusulkan jelang berakhirnya masa tanggap darurat tanggal 4 Februari , pak gubernur sampaikan pada saat itu agar mengadakan tenda untuk masyarakat yang sudah balik ke rumah tapi masih takut untuk tidur di rumah, mereka akan pasang di depan rumah,” urainya.
Darno menambahkan, jelang tibanya tenda tersebut pihaknya mengadakan rapat dengan para camat dan kepala desa yang masyarakatnya terdampak gempa,dengan agenda pembicaraan tentang rencana proses penyaluran tenda tersebut.
” Saat tenda tersebut dalam perjalanan ke Sulbar Gubernur sudah perintahkan untuk disalurkan tapi saat itu saya sampaikan tidak bisa disalurkan jika belum ada data penerima, bahasa inilah yang diplintir di media sehingga terkesan ada penimbunan, ini informasi awal, setelah itu pada tanggal 5 Februari kami menggelar rapat dengan camat dan kepala desa yang masyarakatnya terdampak gempa membicarakan rencana proses penyaluran tenda tersebut,” imbuhya.
Setibanya terpal yang berjumlah 4000 peces untuk tahap kedua tersebut, sambungnya sudah ada prosedur penyaluran dan sudah disalurkan ke masyarakat yang terdampak gempa.
” Masalah inilah yang saya datang klarifikasi di sini(Kejati) saya datang dengan inisiatif sendiri tidak ada undangan secara tertulis dari Kejati, saya datang klarifikasi terkait issu tersebut dan saya sudah jelaskan kepada pihka kejati bahwa tidak ada penampungan terpal dan saya persilakan untuk mengecek gudang, dari 5000 terpal tersebut sebahagian besar sudah tersalur, memang masih ada sisanya sekitar 700 atau 800 peces di gudang,” timpalnya.
Darno juga merinci anggaran pengadaan terpal tersebut sebesar Rp.400 juta dengan harga perpeces Rp.80.000, sebelumnya di media juga ditulis Rp. 300 juta.
” Ini juga saya perlu luruskan anggarannya itu Rp.400 juta bukan 300 juta sebagaimana yang ada di pemberitaan, harganya perpeces itu Rp.80.000,” Imbuhnya.
Saat ini masih kata Darno masih banyak juga permintaan dari masyarakat individu-individu baik dari Majene maupun di Mamuju Polman juga ada permintaan karena di sana juga ada pengungsi.
” Sampai saat ini masih banyak permintaan dari masyarakat korban gempa secara individu-individu baik dari Majene, Mamuju maupun Polman karena di sana juga ada pengungsi,” Simpulnya.|asd