Jumat, Januari 24, 2025

Dr.Muslimin: Dilema Pendidikan di Masa Pandemi Covid 19

- Advertisement -
Dr.Muslimin,M.Si(photo:Ist)

DILEMA PENDIDIKAN DI MASA PANDEMI COVID- 19 ( Bag. 2 )

Oleh : Dr. Muslimin. M.Si

BANNIQ.Id.Opini.Pandemi covid 19 benar benar memberikan dampak pada kehidupan manusia secara global tak terkecuali pada aspek pendidikan. Wabah ini mampu mempercepat perubahan iklim disektor pendidikan, dimana iklim pembelajaran yang semula didominasi klasikal menjadi non klasikal.

Sekolah merupakan tempat berinteraksi, belajar, dan bekerja. Tempat belajar bagi para siswa, tempat bekerja bagi para guru dan pegawai sekolah serta tempat berinteraksi bagi semua warga sekolah. Dimasa pandemi covid 19 ini sekolah menjadi salah satu lembaga yang terdampak dan harus ditutup untuk memutus mata rantai penyebaran virus tersebut.

Dan kondisi ini’ memaksa’ sekolah melakukan proses kegiatan belajar mengajar secara daring( online learning). Dan oleh sebagian masyarakat menjadi sesuatu yang baru dan ‘memaksa’ untuk menyesuaikan kondisi itu.

Sekolah di buka ( kembali)

Beberapa waktu yang lalu menteri pendidikan dan kebudayaan mengeluarkan kebijakan yaitu membuka sekolah atau membolehkan belajar tatap muka dimulai pada januari tahun 2021. ” pemerintah hari ini menyesuaikan kebijakan untuk memberikan kewenangan pada pemerintah daerah, kantor kemenag untuk menentukan pemberian izin tatap muka di sekolah yang berada dibawah kewenangannya.” Kata menteri Nadiem ( jumat 20/11).

Kebijakan ini memantik pro dan kontra ditengah tengah masyarakat, bagi yang kontra tentu melihatnya dari aspek kesehatan dimana keselamatan siswa menjadi argumentasi utamanya, dan yang setuju tentu melihatnya dari argumentasi ketidak efektifan dan kurang siapnya orang tua siswa mendampingi putra putrinya belajar mandiri di rumah.

Lalu bagaimana mengurainya..?

Pertama; Kegiatan belajar mengajar secara klasikal/ tatap muka pada masa pandemi ini adalah keniscayaan dengan melihat banyaknya permasalahan permasalahan yang ada( belajar daring) mulai dari keterbatasan sarana pendukung( jaringan internet), kesiapan sumber daya yang tidak cukup memadai( orang tua siswa maupun guru dan warga sekolah) dan yang paling menghwatirkan adalah akan banyaknya potensi putus sekolah dan teramputasinya generasi generasi siswa cerdas dimasa yang akan datang.

Kedua ; Dari sisi kognitif( akademik) akan sulit di ukur tingkat keberhasilannya apalagi kalau tidak didumung sumber daya yang memadai. Dari sisi psikomotorik dan afektif menjadi lebih sulit lagi di ukur tingkat keberhasilannya, padahal aspek aspek pendidikan ini menjadi instrumen utama dalam melihat berhasil tidaknya proses pendidikan itu.

Ketiga ; Kesiapan masing masing daerah/sekolah berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh pemerintah setempat, sekolah yang benar benar siap dari sisi penerapan protokol kesehatan maka menjadi prioritas dibuka dan sekolah yang belum siap maka tentu tidak diberi ijin.

Keempat ; Bahwa bagi sekolah yang belum siap dengan pembelajaran tatap muka ( tetap belajar daring) maka mesti ada perhatian yang serius dengan memberi pasilitas penunjang agar proses KBM daring sama dengan KBM tatap muka agar output yang ingin dicapai juga sama.

Prinsip kebijakan pendidikan pada masa pandemi ini adalah kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat secara umum, karena seperti itu maka kita sebagai masyarakat akan selalu diperhadapkan pro dan kontra dalam menyikapinya dan itu normatif sebagai dinamika yang terjadi.

BERITA TERKAIT

Berita Populer

Komentar Pembaca

error: